Strategi Kemenperin Dorong Industri Lakukan Ekspor untuk Bantu pulihkan Ekonomi

Sektor industri manufaktur di tanah air menunjukkan pertumbuhan agresif di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Agustus yang berada di level 50,8. Ini menandakan industri sedang ekspansif karena melampaui ambang netral (50,0).

Kementerian Perindustrian sendiri punya strategi dan langkah menjaga kinerja industri manufaktur yang mulai bangkit di tengah pandemi. Langkah ini sendiri dilakukan guna mendorong pemulihan ekonomi nasional yang berujung pada kesejahteraan masyarakat.

Salah satu upaya yang telah dilakukan Kemenperin agar aktivitas industri bisa berjalan baik adalah dengan pemberian Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). IOMKI inilah yang memungkinkan industri tetap produktif di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin, Taufik Bawazier tak menampik, pencapaian itu semua tidak akan berarti juga jika tidak ada kerjasama dari banyak pihak.

“Jadi semua stakeholder memberikan ruang agar semua industri tetap berjalan beriringan dengan protokol kesehatan. Itu adalah upaya produktivitas kita. Dan ini juga ditunjukkan dengan aktivitas industri yang meningkatkan utilitasnya. Salah satunya adalah industri di PT Tata Metal Lestari. Tata Metal grup, yang menunjukkan kemampuannya baik domestik maupun ekspor. Dan ini, hari ini, kesekian kalinya (Tata Metal Lestari) untuk ekspor keluar negeri yaitu ke Pakistan dan Thailand,” terang Taufik saat meninjau kesiapan industri guna memastikan suplai bahan baku baja dalam negeri di pabrik baja ringan PT Tata Metal Lestari di kawasan Industri Delta Silicon, Cikarang, Bekasi.

Dia mengungkapkan, upaya merambah pasar ekspor di tengah pandemi yang terjadi saat ini merupakan sebuah prestasi bagi sektor manufaktur Indonesia. Upaya ini juga menunjukkan satu model bisnis baru bahwa industri tetap bekerja walaupun dalam tekanan covid-19.

“Jadi model lecture yang bisa dipelajari oleh semua industri bahwa industri tetap beroperasi dan tetap mengacu pada protokol kesehatan dan utilitasnya meningkat. Itupun bisa mengisi pasar dalam negeri dan ekspor. Itu perlu dicatat bahwa ini adalah upaya keberhasilan bersama. Semua. Asosiasi, Gapensi, Kadin, TNI, Polri, Kesehatan hingga media yang terus memberikan tone positif. Jadi semuanya bekerja untuk melaksanakan, meningkatkan utilitas,” terangnya lagi.

Dia menjelaskan, sektor industri berkontribusi 20 persen terhadap perekonomian nasional. Belum lagi ditambah turunan jasa-jasa industri. Dia menyebut, jumlahnya bahkan bisa mencapai 30 persen.

“Kita lihat tadi aplikator-aplikator dari Tata Metal juga bekerja. Apalagi di dalam aplikasi protokol kesehatan di indutri Tata Metal ini zero yang terkena covid. Artinya contoh yang bisa dilakukan oleh semua sektor industri, sehingga kita mampu bekerja walaupun dalam tekanan covid. Kita berharap covid bisa cepat selesai, paling tidak di sektor industri tetap semangat untuk bisa menumbuhkan utilitas dan tetap memenuhi kebutuhan-kebutuhan produk-produk baja sektor hilir.”

Sementara itu, terkait upaya menjaga stabilitas demand, salah satu yang harus jadi perhatian menurutnya adalah upaya menjaga konsumsi masyarakat.

“Jadi purchasing power masyarakat juga harus dijaga, salah satunya pemerintah juga memberikan banyak stimulus fiskal, pemotongan pajak, dan memberikan diskon untuk industri. Untuk industrinya agar tetap bekerja diberikan diskon harga gas. Terus kemudian diberikan fasilitas lain termasuk di dalamnya fiskal yang ada. Sekarang ini Pemerintahan Presiden Jokowi juga memberikan insentif modal kerja,” ungkapnya.

Dalam situasi seperti ini, pemerintah punya andil yang cukup kuat terutama untuk government expenditure. Jadi belanja-belanja pemerintah di BUMN, ini sangat menentukan untuk tumbuh demandnya, khususnya di sector-sektor industri logam dan baja. Dan sektor konstruksi ini menyerap 51 persen dari semua produk-produk baja.

“Oleh karena itu kita jaga. Pemerintah bisa mengaktifkan lagi proyek-proyek infrastruktur, proyek-proyek pembangunan rumah. Dan semua BUMN bisa menggunakan produk-produk baja dalam negeri. Itu akan membantu dari pada pertumbuhan daya beli masyarakat juga. Dan kemudian menumbuhkan sektor industri yang pada ujungnya pajak akan meningkat. Jadi semua siklus ekosistem dari perekonomian itu juga bekerja. Kemudian ditambah lagi ekspor. Ekspor juga sangat membantu untuk mengupayakan utilitas meningkat dan menyerap devisa,” tambahnya.

Sumber: Merdeka.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only