Bea masuk India turun, penguatan harga CPO bertahan hingga kuartal I-2020

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) berpotensi kembali mengalami tren penguatan hingga kuartal I-2021. Sentimen positif datang setelah India menurunkan bea masuk CPO. 

Mengutip Bloomberg, Senin (1/2) harga CPO kontrak pengiriman April 2021 di Bursa Derivative Malaysia melesat 3,01% ke RM 3.490 per ton. 

Sepanjang bulan Januari, harga CPO bergerak stagnan dengan karena hanya tumbuh 0,49% secara year to date (ytd). Padahal, di bulan yang sama, harga CPO sempat sentuh rekor tertinggi di RM 3.733 per ton. Namun, kini harga CPO melemah kembali sejak menyentuh rekor tersebut.

Pengembangan Produk Research & Development ICDX Yoga mengatakan, harga CPO sempat sentuh rekor karena produksi sempat terganggu akibat negara produsen utama sawit, yaitu Indonesia dan Malaysia dilanda cuaca La Nina. 

“Gangguan produksi yang berdampak pada rantai pasokan tentu menjadi katalis positif bagi CPO,” jelas Yoga, Senin (1/2). 

Namun, seiring dengan mulai mereda nya ancaman cuaca La Nina, aktivitas produksi mulai kembali pulih. Dampaknya, harga CPO kembali menurun. 

Selain itu, Yoga melihat kenaikan tarif ekspor harga acuan dan pajak pungutan ekspor CPO Indonesia di Februari turut menjadi katalis negatif bagi harga CPO. 

Mengutip Reuters, Indonesia menetapkan harga referensi lebih tinggi untuk CPO bulan Februari menjadi US$ 1.026,78 per ton naik dari US$ 951,86 per ton di Januari.

Sementara, pajak ekspor CPO ditetapkan sebesar US$ 93 per ton dengan pungutan ekspor ditetapkan sebesar US$ 255 per ton di bulan ini. 

Namun, Yoga optimistis harga CPO di kuartal I-2021 akan cenderung naik. Sentimen positif datang dari keputusan pemerintah India yang menurunkan bea masuk CPO. Selama ini, India merupakan importir CPO terbesar dunia sehingga keputusan pemerintah India bisa menjadi katalis positif yang mendongkrak ekspor CPO ke India dan bisa mengangkat harga CPO. 

Yoga memproyeksikan rentang harga CPO di kuartal I-2021 berada di RM 3.100 per ton-RM 3.700 per ton. 

Namun, di sisi lain sejumlah tantangan masih berpotensi datang menahan laju penguatan harga CPO. Yoga mengatakan penurunan permintaan CPO sebagai bahan bakar biodiesel berpotensi menurun karena terdampak pandemi. 

Jumlah kasus Covid-19 yang terus menanjak berujung pada pembatasan gerak dan berdampak negatif pada rencana peningkatan penggunaan biodiesel. 

Sumber : KONTAN.CO.ID, Senin 1 Februari 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only