Indikator Ekonomi Sudah Tunjukkan Sinyal Positif

JAKARTA — Tepat satu tahun pandemi Covid-19 berlangsung di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, dampaknya masih terasa di berbagai sektor. Namun, berbagai indikator ekonomi sudah menunjukkan adanya perbaikan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, tanda-tanda pemulihan ekonomi antara lain terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal II 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang dalam hingga 5,32% di kuartal II 2020.

Selanjutnya pada kuartal III 2020, masih terjadi kontraksi sebesar 3,49%, namun di kuartal IV 2020 kontraksinya semakin kecil menjadi 2,19%. Selain itu, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia juga terus mengalami ekspansi atau di atas 50

“Perekonomian Indonesia di 2020 terkontraksi minus 2,07%, tetapi kalau kita lihat sekarang PMI sudah di atas 50. Kita berharap ini bisa terus dipacu,” kata Airlangga dalam konferensi pers “Pemberian Insentif Kendaraan Bermotor dan Perumahan”, Senin (1/3/2021).

Selain PMI Manufaktur yang sudah berada di level ekspansif, Airlangga juga menyebut beberapa indikator ekonomi yang terus menunjukkan sinyal positif. Antara lain penjualan ritel menjadi -14,2% pada Januari 2021, lebih baik dari Desember 2020 yang -19,2%. Penjualan mobil juga membaik menjadi -31,9% yoy pada Desember 2020 dibandingkan November 2020 yang -39,9%. Indikator lainnya adalah impor bahan baku dan barang modal yang meningkat, serta konsumsi rumah tangga yang mulai mengalami perbaikan.

Berbagai indikator ekonomi yang terus menunjukkan sinyal positif ini menurutnya perlu didukung dengan kebijakan untuk menjaga pemulihan ekonomi tetap berlangsung, sehingga target pertumbuhan ekonomi di 2021 sebesar 4,5% – 5,5% bisa tercapai.

Beberapa kebijakan baru yang digulirkan antara lain insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sektor perumahan guna mendorong penjualan otomotif dan perumahan.

“Dengan kembalinya kedua sektor ini mencapai kapasitas ataupun penjualan yang cukup baik dan mendorong daya beli masyarakat, secara langsung kita melihat ini bisa menambahkan pertumbuhan dua sektor tersebut antara 0,9% hingga 1% dengan multiplier effect-nya,” kata Airlangga.

Sumber: BeritaSatu.com. Senin, 1 Maret 2021.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only