Kontraktor meminta tax holiday untuk pajak penghasilan
JAKARTA. Industri hulu minyak dan gas bumi belum pulih. Perusahaan migas pun meminta pemerintah memberikan insentif agar roda bisnis migas bisa terus berjalan untuk memenuhi target produksi nasional 1 juta barel.
Direktur Eksekutif Indonesia Petroleum Association (IPA), Marjolijn Wajong menuturkan, pihaknya berharap agar target produksi migas yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai.
Pemerintah menargetkan pada tahun ini lifting minyak 705.000 barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 5.638 mmscfd. Adapun produksi sampai kuartal I-2021, berdasarkan data SKK Migas, baru mencapai 676.200 barel per hari atau 96% dari target dan realisasi lifting gas bumi tercatat sebesar 5.539 mmscfd atau 98,2% dari target.
Marjolijn menyatakan, untuk menggenjot produksi, kontraktor migas memang telah menyampaikan sejumlah masukan tertentu kepada pemerintah perihal iklim investasi di bidang migas. Saat ini, masukan serta usulan insentif masih dalam pembicaraan dengan SKK Migas.
Saya hanya bisa mengatakan satu hal, bahwa Indonesia harus memperbaiki iklim investasi di bidang migas, tutur dia kepada KONTAN, Minggu (23/5).
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menilai, agar realisasi investasi lebih moncer pada semester kedua tahun ini, maka pemerintah dapat mempercepat proses perizinan serta mengakomodasi aspirasi insentif yang diharapkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menerangkan, pihaknya mengincar produksi 1 juta barel dengan kebutuhan investasi US$ 187 miliar. Namun, untuk mewujudkannya, saat ini perlu ada terobosan karena saat ini industri hulu migas dihadapkan pada sejumlah tantangan. “Rumitnya perizinan hingga tumpang tindihnya peraturan di tingkat daerah dan pusat,” kata dia beberapa waktu lalu.
Sumber: Harian Kontan, Senin 24 Mei 2021 hal 12
Leave a Reply