Penjualan Menanjak, Inden Mobil Bisa Empat Bulan

JAKARTA. Insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mendongkrak industri mobil di Tanah Air. Selama tiga bulan terakhir, permintaan mobil menanjak, bahkan konsumen harus inden satu hingga empat bulan.

Pada periode pertama insentif dengan diskon PPnBM 100% yang berakhir bulan ini, penjualan mobil di sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) mobil menanjak ratusan persen. “Saat ini APM berusaha maksimal untuk bisa memenuhi permintaan pasar,” ungkap Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kepada KONTAN, Kamis (27/5).

Penjualan mobil pada Maret dan April 2021 menunjukkan lonjakan. Berdasarkan data Gaikindo, penjualan ritel mobil pada Maret 2021 sebanyak 77.515 unit, atau menanjak 65% dibandingkan Februari tahun ini 46.943 unit. Penjualan terus naik menjadi 79.499 unit di bulan April 2020.

Selama Januari – April 2021, penjualan ritel mobil mencapai 257.953 unit, naik 5,88% dibandingkan posisi Januari – April 2020 sebanyak 243.639 unit. Berbeda dengan penjualan, volume produksi mobil justru menyusut 0,84% year-on-year menjadi 346.523 unit (lihat infografik).

Manajemen PT Toyota Astra Motor (TAM) membenarkan adanya inden sejumlah model mobil yang mendapatkan relaksasi PPnBM akibat peningkatan permintaan. “Masa inden kurang lebih di kisaran satu hingga empat bulan, tergantung model dan dilernya,” ungkap Henry Tanoto, Vice President Director Toyota Astra Motor, kepada KONTAN, kemarin.

Pada Februari 2021 sebelum implementasi relaksasi PPnBM Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP), penjualan ritel Toyota sebanyak 12.500-an unit. Pada Maret, saat pemberlakuan PPnBM-DTP, penjualan melonjak 110,9% menjadi 26.000-an unit. “Di bulan April juga masih di level yang sama yaitu hampir 26.000 unit,” sebut Henry.

Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy mengakui bahwa relaksasi PPnBM berdampak positif bagi permintaan produk mobil Honda. Secara total, penjualan mobil Honda yang mendapatkan relaksasi pajak di Maret melonjak 265% dibandingkan Februari 2021 dan secara total penjualan ritel meningkat 67%. “Di April penjualan HPM meningkat 2% dibandingkan Maret 2021,” jelas dia.

Meski produksi dan pasokan diklaim masih normal, inden terjadi di beberapa model dan varian tertentu Honda. “Kami terus memantau kondisi, mengoptimalkan kapasitas produksi, dan mempercepat proses delivery ke diler sehingga bisa memenuhi permintaan konsumen tepat waktu,” ujar Yusak.

Julian Olmon, Head of Marketing Communication PT Nissan Motor Distributor Indonesia juga bilang, penjualan ritel Nissan Livina meningkat. “Kami masih menghitung penjualan,” jelas dia, tanpa memerinci volume penjualan selama periode insentif pertama di bulan Maret hingga Mei 2021.

Pengamat otomotif, Bebin Djuana menyarankan konsumen mencermati apakah kendaraan yang mau dibeli ready stock atau tidak. Calon pembeli juga perlu memastikan berapa persen diskon pajak yang dinikmati, jangan sampai terkena janji kosong,

“Semisal inden hingga sebulan mendatang, meskipun dilunasi sebelum 31 Mei, konsumen akan mendapatkan diskon 50% PPnBM, bukan diskon 100%,” ucap dia.

Sumber: Harian Kontan, Jumat 28 Mei 2021 hal 1

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only