Kas Negara Melimpah, Segini Setoran Diterima dalam 2 Bulan

Lonjakan harga komoditas Internasional akibat perang Ukraina dan Rusia menjadi berkah bagi pemerintah Indonesia. Kas negara bahkan langsung melimpah.

“ini adalah cerita positif, kuatnya penerimaan negara,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN Kita awal pekan ini.

Penerimaan negara tumbuh tinggi dengan realisasi 37,7% menjadi Rp 302,4 triliun. Ditopang oleh penerimaan pajak mencapai Rp 199,4 triliun atau 15,8% dari APBN, tumbuh 36,5%.

Secara lebih rinci, disampaikan Sri Mulyani PPh non migas berhasil mencapai Rp 110,2 triliun, PPN & PPnBM Rp 74,2 triliun, PBB dan pajak lainnya Rp 1,5 triliun dan PPh Migas Rp 13,5 triliun.

Bila melihat secara jenisnya, hampir seluruh jenis pajak alami pertumbuhan positif, kecuali PPh final. Sementara yang tertinggi adalah PPh badan.

“PPh badan memberikan kontribusi 15,8% ke penerimaan dan tahun ini tumbuh 155%, ini menggambarkan sektor korporasi mengalami pemulihan,” jelasnya.

Secara sektoral, penerimaan terbesar adalah pertambangan dengan pertumbuhan 195,4%. Diikuti oleh informasi dan komunikasi dan perdagangan.

“Penerimaan pajak dari pertambangan loncat ke 195% atau hampir 2x lipat,” kata Sri Mulyani.

Kepabeanan dan Cukai

Penerimaan dari kepabeanan dan cukai juga alami pertumbuhan drastis. Total penerimaan adalah Rp 56,7 triliun atau tumbuh 59,3%.

Pertumbuhan tertinggi ada pada bea keluar dengan 176,8%, didorong oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit, serta peningkatan harga dan volume impor tembaga.

Bea masuk tumbuh 37,1% dan cukai 53,3%.

PNBP

Peningkatan lainnya juga terdapat pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp 46,2 triliun atau 13,8% dari target.

Ini ditopang oleh PNBP SDA Migas yang tumbuh 126,8% menjadi Rp 15,5 triliun. Tingginya pertumbuhan dikarenakan kenaikan harga minyak dunia dalam bulan terakhir yang mencapai US$ 79,62 per barel.

PNBP SDA Non Migas tumbuh 51,1% menjadi Rp 8 triliun. Pendorongnya adalah harga batu bara US$ 173,4/ton dan nikel US$ 20.651/ton.

Lonjakan harga komoditas Internasional akibat perang Ukraina dan Rusia menjadi berkah bagi pemerintah Indonesia. Kas negara bahkan langsung melimpah.

“ini adalah cerita positif, kuatnya penerimaan negara,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN Kita awal pekan ini.

Penerimaan negara tumbuh tinggi dengan realisasi 37,7% menjadi Rp 302,4 triliun. Ditopang oleh penerimaan pajak mencapai Rp 199,4 triliun atau 15,8% dari APBN, tumbuh 36,5%.

Secara lebih rinci, disampaikan Sri Mulyani PPh non migas berhasil mencapai Rp 110,2 triliun, PPN & PPnBM Rp 74,2 triliun, PBB dan pajak lainnya Rp 1,5 triliun dan PPh Migas Rp 13,5 triliun.

Bila melihat secara jenisnya, hampir seluruh jenis pajak alami pertumbuhan positif, kecuali PPh final. Sementara yang tertinggi adalah PPh badan.

“PPh badan memberikan kontribusi 15,8% ke penerimaan dan tahun ini tumbuh 155%, ini menggambarkan sektor korporasi mengalami pemulihan,” jelasnya.

Secara sektoral, penerimaan terbesar adalah pertambangan dengan pertumbuhan 195,4%. Diikuti oleh informasi dan komunikasi dan perdagangan.

“Penerimaan pajak dari pertambangan loncat ke 195% atau hampir 2x lipat,” kata Sri Mulyani.

Kepabeanan dan Cukai

Penerimaan dari kepabeanan dan cukai juga alami pertumbuhan drastis. Total penerimaan adalah Rp 56,7 triliun atau tumbuh 59,3%.

Pertumbuhan tertinggi ada pada bea keluar dengan 176,8%, didorong oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit, serta peningkatan harga dan volume impor tembaga.

Bea masuk tumbuh 37,1% dan cukai 53,3%.

PNBP

Peningkatan lainnya juga terdapat pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang mencapai Rp 46,2 triliun atau 13,8% dari target.

Ini ditopang oleh PNBP SDA Migas yang tumbuh 126,8% menjadi Rp 15,5 triliun. Tingginya pertumbuhan dikarenakan kenaikan harga minyak dunia dalam bulan terakhir yang mencapai US$ 79,62 per barel.

PNBP SDA Non Migas tumbuh 51,1% menjadi Rp 8 triliun. Pendorongnya adalah harga batu bara US$ 173,4/ton dan nikel US$ 20.651/ton.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only