Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di sesi awal perdagangan naik tipis pada hari ini, Kamis (30/3/2022), setelah kemarin harga CPO berakhir lebih rendah.
Menlasir Refinitiv, pukul 08:10 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 5.949/ton atau naik tipis 0,32%.
Kemarin, harga CPO berakhir lebih rendah jika dibandingkan dengan harga CPO di hari Selasa (29/3), menghentikan reli pada perdagangan sebelumnya karena tanda-tanda kemajuan dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina mendorong harapan untuk diakhirinya konflik yang telah mengguncang pasokan komoditas global termasuk minyak nabati.
Kontrak minyak sawit acuan untuk pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun MYR 93 atau turun 1,54% menjadi MYR 5.927/ton (US$1.410,18/ton).
Selain itu, harga minyak mentah dan kedelai turun kemarin, setelah Rusia berjanji untuk mengurangi pasukan militer di sekitar Kyiv dan kota lainnya.
Namun, Ukraina bereaksi skeptis karena beberapa negara Barat memperkirakan Moskow akan kembali menyerang Ukraina.
“Ketidakpastian berita tentang diskusi damai antara Rusia dan Ukraina membuat pasar gelisah,” tutur Direktur Pialang berbasis di Selangor Paramalingam Supramaniam dikutip dari Reuters.
Sisi lainnya, Menteri Perdagangan Indonesia menetapkan harga acuan minyak sawit mentah untuk April di level US$1.787,5 ton, naik dari level US$1.432,24 ton di Maret. Selain itu, harga referensi menempatkan pajak ekspor April pada maksimum US$200/ton dan retribusi ekspor pada tingkat maksimum baru di US$375/ton.
Menurut Kepala Badan Dana Minyak Sawit Eddy Abdurrachman bahwa pungutan ekspor CPO Indonesia pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp 68,18 triliun atau setara US$ 4,76 miliar yang turun dari tahun 2021 di Rp 71,6 triliun.
Pemerintah Indonesia akan menggunakan hasil pungutan CPO untuk mendanai program-program yang mencakup subsidi biodiesel, penanaman kembali kelapa sawit untuk petani kecil, dan subsidi untuk minyak goreng.
Sumber : CNBC Indonesia
WA only
Leave a Reply