Penjualan Mobil ASII Makin Kencang di Awal 2022

JAKARTA. Deru penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) semakin kencang di awal tahun ini. Penjualan dari pabrik ke diler atau secara wholesales di periode kuartal pertama sudah melebihi realisasi sebelum pandemi.

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, penjualan wholesales mobil Grup Astra mencapai 142.044 unit atau naik 43,69% dibanding kuartal pertama 2021 lalu. Pencapaian tersebut juga 5,77% di atas periode kuartal I-2019 yang sebanyak 134.287 unit.

Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menyampaikan, kondisi ekonomi yang lebih kondusif seiring dengan terkendalinya pandemi dan aktivitas masyarakat yang lebih longgar, menjadi faktor pendongkrak kinerja penjualan.

Faktor perpanjangan insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) serta kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11%, turut menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli mobil sebelum adanya kenaikan pada bulan April.

“Tapi kenaikannya masih wajar, karena ada faktor menjelang Lebaran yang jatuh di awal Mei, jadi pabrikan otomotif berupaya memenuhi pasokan sejak Maret,” kata Tira, Kamis (14/4).

Setelah periode Lebaran, sambung Tira, biasanya terjadi koreksi terhadap kinerja penjualan. Di sisi lain, ASII juga menyadari bahwa dampak insentif PPnBM pada tahun ini tidak akan sebesar tahun lalu lantaran pemberian insentif yang lebih terbatas. Tapi, secara umum, ASII berharap pertumbuhan pasar otomotif tercapai seiring kenaikan daya beli.

Analis Samuel Sekuritas, Pebe Peresia memperkirakan, penjualan bulanan ASII tetap dapat tumbuh dengan dorongan pertumbuhan ekonomi.Market share ASII diprediksi stabil di atas 50% pada akhir tahun 2022. “Kami melihat penjualan mobil di kuartal II-2022 dapat tumbuh dibandingkan tahun lalu, tetapi mungkin ada perlambatan secara kuartalan karena banyaknya hari-hari libur,” kata Pebe.

Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, kenaikan penjualan ASII juga terefleksikan pada pergerakan harga sahamnya sejak bulan Februari lalu. Di samping itu, bisnis agribisnis dan alat berat ASII prospektif mendorong pendapatan perusahaan. Ivan memberikan rekomendasi untuk hold saham ASII dengan target harga di Rp 8.000.

Sementara itu, analis teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memberikan rekomendasi buy on weakness ASII terlebih dulu. Alasannya, penguatan saham ASII sudah terbatas dan rawan koreksi terlebih dulu.

Jika ASII mampu menembus Rp 7.075 sebagai resistance, Herditya memperkirakan saham ASII berpeluang menguji area 7.175-7.400. Kamis (14/4), saham ASII turun 1,43% menjadi Rp 6.875.

Sumber : kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only