Belanja 15 Kementerian Masih Loyo, Pertumbuhan Ekonomi RI Tak Maksimal

Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai telah mengalami tren perbaikan seiring membaiknya kondisi pandemi di dalam negeri. Namun, Institute for Development of Economic and Finance (Indef) mencatat ada penurunan di sektor belanja pemerintah.

Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menyampaikan dalam kaitannya dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) konsumsi pemerintah terpantau melambat. Ia mengacu pada besaran yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan.

Mengacu data paparannya, pendapatan negara di kuartal I 2021 sebesar RP 379,4 triliun, angka ini meningkat menjadi Rp 523 triliun di kuartal I 2022. Namun, di sisi belanja, pemerintah membelanjakan Rp 501 triliun di kuartal I 2021, sementara hanya Rp 490,6 triliun di kuartal I 2022.

“Tapi sayangnya belanjanya ini ngerem, kalau kita katakan tren belanja ini mengikuti dari tren penerimaan maka kemungkinan kita bisa lihat pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama itu 5 persen lebih,” katanya dana konferensi pers virtual, Rabu (11/5/2022).

“Tapi nyatanya yang terjadi adalah peningkatan penerimaan itu bisa dilakukan ada kenaikan PPN dan strategi perpajakan dan diiringi ekonomi dan pembayaran pajak yang lebih baik, tapi dari sisi belanja ternyata banyak yang ngerem,” paparnya.

Sebagai pelengkapnya, ia menyampaikan ada 15 Kementerian dan Lembaga yang mendapatkan pagu anggaran paling besar. Rata-rata belanja dari 15 KL tersebut terpantau masih lebih rendah dari kuartal yang sama di tahun lalu.

Diantaranya, Kementerian Pertahanan, Polri, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Agama. Kemudian diikuti Kementerian keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Infomasi, Kementerian Hukum dan HAM. Lalu, Kementerian Pertanian, Mahkamah Agung, Badan Intelijen Negara dan Kejaksaan.

“Ini mungkin nanti ditanya kepada menterinya kenapa penyerapannya lebih rendah dari tahun lalu, jadi seolah-olah rasa (pertumbuhan ekonomi) triwulan I ini karena ekspor dan konsumsi masyarakat, bukan dampak dari fiskal pemerintah,” katanya.

Gambarannya, Kemenhan baru membelanjakan Rp 17,9 triliun di Q1 2022, sebelumnya di Q1 2021 membelanjakan Rp 18,0 triliun. Kemudian Polri baru membelanjakan Rp 21,1 triliun di Q1 2022, dan tahun lalu sebesar Rp 22,6 triliun.

Kementerian PUPR baru mengalokasikan belanja Rp 11,2 di Q1 2022, jauh lebih rendah dari belanja di Q1 2021 sebesar Rp 24,2 triliun. Kemenkes juga mengalami penurunan dengan belanja Rp 12,4 triliun di Q1 2022, sebelumnya belanja Rp 27,7 triliun di Q1 2021.

Presiden Jokowi menyampaikan nota keuangan dan RUU APBN 2022 di sidang tahunan MPR 2021. Dalam kesempatan itu, Presiden menjelaskan target pertumbuhan ekonomi dan pembelanjaan negara di 2022.

Sumber : Liputan6.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only