Malaysia Masih Mengkaji Pemangkasan Tarif Pajak Ekspor CPO

Malaysia masih mengkaji kelayakan pemangkasan tarif pajak ekspor minyak sawit mentah, demikian pernyataan Kementerian Komoditas pada Jumat. Pernyataan itu muncul setelah Indonesia mencabut larangan ekspor crude palm oil (CPO) yang mengguncang pasar minyak nabati global.

Malaysia, produsen CPO terbesar kedua di dunia, sedang mencari cara untuk meningkatkan pangsa pasar minyak nabatinya. Peluang bagi Malaysia melakukan itu muncul setelah gangguan pasokan minyak bunga matahari akibat aksi militer Rusia di Ukraina dan Indonesia melarang ekspor CPO.

Indonesia yang merupakan produsen CPO terbesar di dunia mengatakan akan mencabut larangan tersebut mulai Senin. Pencabutan itu dilakukan bersamaan dengan pemberlakuan persyaratan penjualan pasar domestik bagi produsen CPO, untuk memastikan pasokan minyak goreng di Indonesia. 

Menteri Zuraida Kamaruddin mengatakan kepada Reuters dalam wawancara minggu lalu bahwa kementeriannya telah mengusulkan penurunan tarif pajak ekspor CPO ke kisaran 4%-6% dari saat ini 8%. Kementerian keuangan Malaysia, yang menerima usulan itu, telah membentuk komite untuk melihat rinciannya.

Pada hari Jumat, Zuraida dalam sebuah pernyataan mengatakan diskusi dengan kementerian keuangan masih berlangsung.

“Pemotongan sementara yang diusulkan ini menunggu keputusan dan kami percaya bahwa eksportir Malaysia kemungkinan akan menjadi pemenang yang jelas dalam jangka pendek karena pembeli global akan mencari minyak sawit Malaysia,” katanya.

Kementerian akan terus memantau situasi saat ini yang melibatkan perubahan kebijakan Indonesia, tambahnya.

Zuraida mengatakan, menimbang prospek ke depan harga CPO kemungkinan akan turun karena kenaikan produksi yang tertunda. Namun harga akan tetap tinggi hingga pertengahan 2023 karena pasokan global yang ketat, pasar yang kuat, dan serapan dari China.

Pasar utama China siap untuk meningkatkan permintaan minyak sawitnya di akhir tahun karena secara bertahap membuka kembali ekonominya selama pandemi Covid-19, katanya.

Zuraida mematok pasokan minyak dan lemak yang dapat dimakan akan berkurang pada kuartal keempat, tetapi tidak banyak, dengan prospek pemulihan yang lebih mungkin terjadi pada tahun 2023.

Sumber: kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only