Kinerja Bank Syariah Bergairah di Semester I-2022

Jakarta – Kinerja perbankan syariah terus menunjukkan tren positif di semester I-2022. Hal ini terlihat dari pertumbuhan bisnis perbankan syariah pada paruh pertama tahun ini dan diperkirakan akan berlanjut sampai akhir tahun. 

Bank Bjb Syariah misalnya, berhasil menorehkan kinerja positif pada semester pertama 2022 dengan meraup laba bersih senilai Rp 46,81 miliar, atau tumbuh hingga 347,94% year on year (yoy).

Peningkatan laba tersebut sejalan dengan pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Tercatat pembiayaan mencapai Rp 6,83 triliun atau naik 11,78% yoy pada Juni 2022.

Direktur Bisnis Bank Bjb Syariah Koko Tjatur Rachmadi mengatakan, pertumbuhan bisnis Bjb didorong faktor eksternal dan internal. Secara eksternal, perusahaan telah mempersiapkan pondasi yang kuat untuk menghadapi tahun kedua pandemi Covid-19.

“Kami sudah membuat peta jalan ke depan seperti apa skenario yang dipersiapkan untuk menghadapi Covid-19 dan ternyata pergerakannya mulai membaik. Skenario ini akan mempengaruhi kontribusi pertumbuhan bisnis perseroan,” kata Koko, Jumat (29/8). 

Sementara secara internal, bisnis perusahaan juga ditopang oleh pembiayaan konsumer dan komersil yang terus menunjukkan pertumbuhan. Hal ini dibarengi dengan prinsip kehati-hatian yang mendorong kenaikan DPK, pembiayaan, aset dan profitabilitas. 

Untuk semester kedua 2022, Bank Bjb Syariah tetap berhati-hati menjaga kualitas kredit. Mengingat, kondisi ekonomi yang kurang kondusif akibat perang Rusia-Ukraina, inflasi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa serta potensi kenaikan suku bunga. 

Seperti diketahui, DPK Bank Bjb Syariah mencapai Rp 8,21 triliun pada Juni 2022. Nilai itu meningkat signifikan hingga 25,15% yoy dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp 6,56 triliun. 

Jika dirinci simpanan terbesar berasal dari dana investasi non profit sharing terdiri dari giro Rp 985,22 miliar, tabungan Rp 1,62 triliun dan deposito Rp 5,05 triliun. Artinya, deposito berkontribusi 61,51% dari total simpanan Bjb Syariah.

Rasio NPL gross Bjb Syariah terkendali di level 3,30%. Tak hanya itu, return on assets (ROA) dan return on equity (ROA) juga meningkat, masing-masing sebesar 1,16% dan 8,21% pada Juni 2022. Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan makin oke, terutama dalam menghasilkan laba bersih. 

Serupa, Bank BTPN Syariah juga menorehkan kinerja positif per Juni 2022. Penyaluran pembiayaan mencapai Rp 11,1 triliun, naik 11% yoy dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu. 

Direktur Utama BTPN Syariah, Hadi Wibowo mengatakan, pertumbuhan pembiayaan disertai kualitas pembiayaan yang tetap sehat. Hal ini tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) di bawah ketentuan regulator.

“Kami juga tercatat memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang kuat di level 48%. Jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah,” kata Hadi.

DPK dijaga di level yang efisien pada Rp 11,9 triliun. Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan ini memberikan laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 856 miliar atau melebih NPAT tahun 2021 yang sebesar Rp 770 miliar.

Sejalan dengan itu, aset perusahaan juga melonjak. Tercatat aset BTPN Syariah mencapai Rp 20,2 triliun, atau meningkat 16% yoy dibandingkan realisasi tahun sebelumnya

Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan bahwa CIMB Niaga Syariah berhasil mempertahankan posisinya sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) terbesar di Indonesia.

“Dengan total pembiayaan CIMB Niaga Syariah mencapai Rp 42,3 triliun dan DPK sebesar Rp 36,9 triliun per 30 Juni 2022,” terangnya.

Aset CIMB Niaga Syariah juga naik signifikan. Tercatat CIMB Niaga Syariah berhasil mencatatkan pertumbuhan dengan total aset yang tumbuh 23% menjadi Rp 58,91 triliun hingga akhir Juni 2022.

Sumber : Kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only