Aprindo Yakin Potensi Pebisnis Ritel untuk Ekspansi Makin Terbuka di Tahun Depan

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan para pebisnis ritel bakal lebih bergairah untuk melakukan ekspansi usaha pada tahun 2023.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menyampaikan, kondisi industri ritel saat ini sudah lebih baik ketimbang pada masa awal pandemi Covid-19. Ketika awal pandemi, tak banyak jumlah perusahaan ritel yang melakukan ekspansi bisnis seperti membuka gerai-gerai baru. Mereka lebih fokus untuk melakukan efisiensi mengingat adanya kebijakan PPKM yang membuat kegiatan belanja berkurang.

“Sekarang peritel yang berekspansi sudah tumbuh dua kali lipat di tengah meredanya pandemi,” kata dia, Minggu (11/12).

Ekspansi penambahan gerai banyak dilakukan oleh peritel dari berbagai segmen, mulai dari minimarket, supermarket, hypermarket, hingga department store. Tren ini diyakini akan berlanjut pada tahun depan.

Secara umum, membaiknya kinerja industri ritel saat ini didukung oleh tingkat inflasi di Indonesia yang masih terjaga. Secara tahunan, inflasi Indonesia pada November 2022 berada di level 5,42%. Padahal, banyak negara maju yang mengalami kenaikan inflasi yang signifikan sekitar 8%-9%.

Kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dipandang Aprindo sebagai cara yang jitu untuk meredam laju inflasi. Stabilnya tren inflasi di Indonesia turut berdampak positif terhadap daya beli masyarakat. Apalagi, pemerintah juga cukup gencar memberikan bantuan sosial dan subsidi upaya untuk menjaga daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Revisi PP 109 Tahun 2012, Begini Respon Aprindo

“Perbaikan kinerja industri ritel juga didasari oleh tren Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang masih di atas level 100 sepanjang tahun ini,” ungkap Roy.

Selain itu, para pemain ritel juga diuntungkan berkat adanya stimulus fiskal seperti pengurangan atau penundaan pajak yang akan mengurangi beban pengeluaran perusahaan. Kebijakan seperti ini sangat membantu peritel dalam mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19 maupun ketika menghadapi perlambatan ekonomi global.

Aprindo pun berharap pada tahun 2023 yang notabene mulai memasuki tahun politik, pemerintah bisa kembali melanjutkan kebijakan moneter dan fiskal yang populis untuk membantu pertumbuhan kinerja industri ritel.

Salah satu kebijakan yang perlu dilanjutkan pemerintah adalah pemberian bantuan sosial maupun subsidi upah kepada masyarakat menengah ke bawah. Maklum, ancaman resesi global kian nyata di tahun depan, sehingga pemerintah perlu hadir untuk menjaga daya beli masyarakat menengah ke bawah.

Di sisi lain, masyarakat kelas atas atas dinilai tidak perlu diberikan insentif. Mereka hanya perlu diberikan keyakinan bahwa pemerintah telah menjalankan fungsi-fungsinya untuk menjaga perekonomian nasional. Sebab, selama pandemi berlangsung, banyak masyarakat kelas atas yang cenderung menyimpan uangnya di bank dan menahan konsumsi.

“Dengan stabilnya ekonomi nasional, diharapkan masyarakat kelas atas bisa kembali leluasa melakukan kegiatan konsumsi yang akan membantu industri ritel,” pungkas Roy.

Sumber: nasional.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only