Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim lebih dari 20 juta keluarga bergantung pada uang pajak. Menurutnya manfaat pajak selama ini dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk subsidi hingga bantuan sosial.
“Kesejahteraan lebih dari 20 juta keluarga sangat tergantung pajak dari sisi sumbangan atau subsidi sosial,” ucapnya dalam acara kampanye Spectaxcular di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (6/8).
Sri Mulyani menuturkan uang pajak yang dikumpulkan sejatinya manfaatnya dikembalikan kepada masyarakat. Adapun manfaat itu bisa dalam bentuk subsidi hingga bantuan sosial (bansos).
Bendahara negara itu juga mencontohkan pengelolaan pajak juga dilakukan dengan membangun infrastruktur. Selain itu ia mengingatkan bahwa uang pajak juga hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Misalnya, lewat subsidi LPG 3 kg.
“Yang pagi ini makan pagi pakai LPG 3 kg itu juga ada uang pajak, yaitu disubsidi. Kalau Anda mengecas telepon, seluruh tarif listrik di rumah itu mayoritas masih subsidi subsidi pemerintah,” imbuh Sri Mulyani.
Tak lupa, ia juga menyinggung kalau uang pajak juga dimanfaatkan untuk subsidi BBM yang sehari-hari diakses masyarakat.
Uang pajak juga hadir untuk melindungi kesehatan masyarakat, yakni lewat BPJS Kesehatan.
“98 juta lebih masyarakat Indonesia dapat akses (kesehatan) dengan BPJS Kesehatan tanpa bayar. Tak berarti mereka tak bayar, tapi negara (yang bayar) melalui penerimaan pajak,” jelas Sri Mulyani.
Meski begitu, ia berjanji akan terus meningkatkan pelayanan dan transparansi pembayaran pajak. Sri Mulyani pun tak ragu bertindak jika ada anak buahnya yang lalai dalam mengelola uang pajak.
“Kita akan terus koreksi kalau ada di jajaran pajak, jajaran Kemenkeu melakukan kesalahan. Manusia memang berbuat salah, tapi tak bisa jadi alasan,” tegas Sri Mulyani.
Sumber : cnnindonesia
Leave a Reply