Jakarta. Pemerintah Indonesia masih keteteran memacu ekonomi dan belum bisa terlepas dari jebakan angka 5%. Hal ini menambah daftar panjang pekerjaan rumah yang akan diemban pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Sejumlah lembaga sepakat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dan tahun depan masih berkutat di level 5%. Terbaru, Bank Dunia (World Bank) dalam laporan berjudul Global Economic Prospects edisi Juni 2024, merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi RI 0,1% poin menjadi 5% pada tahun ini.
Bank Dunia juga mengerek proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 yakni menjadi 5,1% dari proyeksi Januari lalu 4,9%. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan PDB di sebagian besar negara di kawasan China, termasuk Indonesia, Malaysia dan Filipina akan ditopang pertumbuhan konsumsi swasta yang kuat. Hal ini didukung oleh inflasi yang rendah, penurunan biaya pinjaman dan kondisi pasar tenaga kerja yang kuat.
Meski begitu, Bank Dunia mewaspadai bahwa investasi swasta maupun publik diperkirakan masih lemah. Meningkatnya ketidakpastian, seperti transisi dan konflik politik yang baru-baru ini terjadi dan kebijakan perdagangan global, diperkirakan mengurangi investasi swasta.
Meningkatnya utang pemerintah lebih dari posisi sebelum pandemi serta penundaan persetujuan anggaran, diperkirakan menghambat pertumbuhan investasi publik di beberapa negara, juga perlu menjadi perhatian.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengingatkan agar pemerintah tetap waspada lantaran masih ada sederet tantangan yang bisa menghambat laju ekonomi Indonesia. Di antaranya, pertumbuhan konsumsi yang masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini terjadi pada kuartal I 2024, dengan pertumbuhan ekonomi 5,11% year on year (yoy). Namun salah satu komponen penyumbang terbesarnya yakni konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91% yoy. Tak hanya itu, pendapatan riil masyarakat pun tidak sepadan di tengan kenaikan biaya hidup, terutama kelas menengah. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, pemerintah harus berupaya meningkatkan produktivitas,”kata Josuaa, kemarin.
Ia menambahkan, kunci untuk membawa Indonesia menjadi negara maju pada 20245 adalah melakukan transformasi struktural. Jika ini dilakukan, kemungkinan Indonesia tumbuh 6% per tahun akan dapat diwujudkan.
Dari sisi eksternal, pemerintah disarankan meningkatkan perannya pada global value chain sehingga dapat memberikan pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang lebih tinggi. Namun ketergantungan penerimaan negara pada sektor komoditas juga perlu dikurangi.
Wakil Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto prediksi pertumbuhan RI tahun ini hanya 4,8% lantaran sejumlah tantangan. Jika ekonomi ke depan tak mampu tumbuh melebihi 5%, maka kian sulit bagi Indonesia menjadi negara maju di 2045 mendatang.
Dus, pemerintah harus punya terobosan agar pertumbuhan ekonomi tak semakin melambat. Misalnya, menjaga harga energi bersubsidi dan tarif pajak, menjaga harga pangan stabil, hingga mewaspadai kondisi defisit neraca transaksi berjalan yang terus melebar.
Sumber : Harian Kontan Jumat 14 Juni 2024 hal 1
Leave a Reply