Jadi Tulang Punggung Negara, Penerimaan Pajak Terus Naik Setiap Masa

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, pajak merupakan tulang punggung bagi bangsa dan negara agar menjadi negara maju.

Penerimaan negara yang berasal dari pajak pun tercatat terus meningkat sejak lebih dari 40 tahun silam.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (14/6/2024), wanita yang akrab disapa Ani itu mengatakan, penerimaan pajak pada 1983 hanya sebesar Rp 13 triliun. Angka tersebut dinilai terlampau kecil untuk penerimaan pajak secara nasional.

Bahkan, besaran itu saat ini diperkirakan tidak lebih besar dari penerimaan di level Kantor Wilayah (kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

“Kalau pada 1983, itu masih penerimaan pajak Rp 13 triliun. Ini mungkin kalau di sini ada Kanwil Pajak, dia mengatakan ‘Itu tempat saya salah satu’. Bahkan lebih kecil, betuk enggak?” kata Ani dalam Peringatan Hari Pajak 2024 di Plaza Tenggara GBK, Jakarta Pusat, Minggu.

Angka penerimaan pajak terus naik

Menkeu Sri Mulyani menyampaikan, angka penerimaan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa.

Pada era reformasi atau sekitar periode 1999-2000, angkanya mulai merangkak naik menjadi Rp 400 triliun.

Jika dibandingkan dengan target penerimaan pajak pada tahun ini, jumlah tersebut telah naik hampir lima kali lipat.

Kemenkeu sendiri menargetkan penerimaan pajak menyentuh angka Rp 1.988,9 triliun pada 2024.

“Sekarang teman-teman Direktorat Jenderal Pajak bertanggung jawab di Undang-Undang APBN untuk mencapai target Rp 1.998,9 triliun,” ujar Sri Mulyani.

Hingga paruh pertama 2024, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp 893,8 triliun atau setara 44,9 persen dari target yang ditetapkan.

Jumlah tersebut juga tercatat turun 7 persen dibandingkan realisasi penerimaan pajak pada periode yang sama tahun lalu.

Pajak akan dirasakan kembali oleh masyarakat

Menurut Sri Mulyani, kondisi ekonomi global turut memengaruhi perekonomian dalam negeri dari tahun ke tahun. Hal ini juga berimbas pada kinerja penerimaan pajak.

Pada 1983, misalnya, Indonesia dihadapkan dengan kenaikan harga minyak dunia.

Sementara pada 2000, mulai terjadi perubahan teknologi digital yang mengubah seluruh gaya hidup serta cara hidup dan ekonomi bekerja.

“Kita menghadapi krisis keuangan di Indonesia, krisis keuangan global. Jadi teman-teman pajak semuanya mengikuti semua episode di dalam perekonomian Indonesia yang dipengaruhi oleh ekonomi dunia,” tutur Sri Mulyani.

Sumber : kompas.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only