Tantangan penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) perbankan tahun depan kian berat. Selain dihadapkan pada kondisi penurunan daya beli masyarakat, sektor ini akan bertatap muka dengan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 9%, dari 11% jadi 12%.
Tantangan baru tersebut berpotensi membuat permintaan KKB menurun. Padahal, laju pertumbuhan KKB memasuki paruh kedua 2024 sudah mulai membaik setelah sempat mengalami tren penurunan sejak awal tahun.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penyaluran KKB per Oktober 2024 tercatat tumbuh sebesar 9,9% secara tahunan. Trennya meningkat dari Juli yang tumbuh 8,1%
SVP Consumer Loans Bank Mandiri Dessy Wahyuni mengatakan, pihaknya memperkirakan kenaikan PPN tahun depan berpotensi menekan minat pengajuan pembiayaan kendaraan. Namun, bank pelat merah ini menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.
“Kami menyediakan program pembiayaan dengan tenor lebih panjang hingga 7 tahun dan memberikan bunga yang lebih kompetitif agar tetap menarik bagi konsumen,” ungkap Dessy, Senin (25/11).
Per Oktober 2024, Bank Mandiri telah menyalurkan KKB hampir Rp 9 triliun, tumbuh 32% secara tahunan. Dessy menyebut, pertumbuhan didorong pemulihan ekonomi pasca pandemi dan naiknya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik.
Senada, Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon mengatakan, kenaikan PPN akan membuat harga kendaraan naik. Sejalan dengan kenaikan tersebut, minat konsumen membeli kendaraan bisa turun. Bahkan, tekanan pada daya beli bisa menurunkan kualitas aset kredit.
KKB per Oktober tercatat tumbuh 9,9%, mengalami tren kenaikan sejak Juli yang tumbuh 8,1%.
Hanya saja, Ivan menekankan minat beli kendaraan tidak hanya dipengaruhi harga, tetapi juga faktor suku bunga dan kemudahan pembiayaan.
“Oleh karena itu, Bank Danamon akan terus memantau tren pasar dan preferensi nasabah untuk memberikan penawaran yang menarik dan kompetitif bagi masyarakat.” ujar Ivan.
EVP Corporate Communication Bank Central Asia (BCA) Hera F. Haryn mengatakan, pihaknya masih mencermati dan mengkaji dampak PPN 12%. “Kami akan menyiapkan strategi yang tepat untuk memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi nasabah.” kata dia.
Sumber : Harian Kontan
Leave a Reply