Stimulus PPN Dorong Laju KPR

Keputusan pemerintah memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah tapak dan rumah susun hingga akhir 2026 akan berdampak positif terhadap penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Stimalus ini diharapkan jadi obat kuat di tengah tren lemahnya pertumbuhan KPR seiring pasar properti yang masih lesu.

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa outstanding KPR perbankan per Agustus 2025 hanya tumbuh 7,1% secara tahunan. Ramon Armando, Sekretaris Perusahaan BTN, menyampaikan bahwa pihaknya masih menghitung dampak nyata dari perpanjangan insentif pajak. Namun, BTN optimistis kebijakan tersebut dapat mendorong penyaluran kredit, terutama dari sisi permintaan.

“Tahun ini, BTN masih memproyeksikan pertumbuhan kredit di kisaran 7%-9% sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), sedangkan proyeksi pertumbuhan KPR di sekitar 8%-0%,” kata Ramon kepada KONTAN, Selasa (30/9).

Per Juni 2025, KPR BTN tercatat tumbuh sebesar 7,4% secara tahunan. KPR subsidio tumbuh sebesar 6,5% dan KPR non subsidi meningkat 8,8%.

Ramon bilang, BTN tetap mendukung program pemerintah melalui KPR Subsidi FLPP dengan bunga tetap 5% Dari kuota nasional 350.000 unit, BTN mendapat alokasi sekitar 220.000 unit.

BTN menargetkan KPR tahun ini tumbuh sekitar 8%-9% dari tahun sebelumnya.

Untuk segmen non-subsidi, BTN mencatat pipeline EPR sekitar Rp 30 triliun, dengan target pertumbuhan 8%-9% hingga akhir tahun. BTN juga menawarkan bunga promo 2,65% fixed selama tiga tahun guna meningkatkan minat konsumen menengah ke atas. Senada, Pimpinan Divisi Sekretaris Perusahaan Bank Sumsel Babel, Teddy Kurniawan, memandang perpanjangan insentif itu berpengaruh positif terhadap pertumbuhan penyaluran KPR perseroan ke depan.

Sepanjang Januari hingga September 2025, Bank Sumsel Babel telah menyalurkan KPR FLPP Rp 43 miliar. Jumlah itu setara 78% dari kuota FLPP yang didapatkan perseroan untuk disalurkan tahun ini.

Teddy menegaskan, penyaluran KPR FLPP relatif tidak terdampak penurunan daya beli. Ke depan, perseroan akan fokus menggenjot KPR subsidi dengan suku bunga rendah serta memanfaatkan insentif PPN DTP.

Sumber : Harian Kontan, Rabu, 1 Okober 2025, Hal 9.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only