Tersisa 3 Bulan, Akankah Strategi Purbaya Mampu Tutup Shortfall Pajak?

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meyakini penerimaan pajak yang realisasinya sampai dengan September 2025 baru mencapai 62,4% terhadap outlook akan bisa ditutupi seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 

Berdasarkan data APBN KiTa edisi Oktober 2025, penerimaan pajak sampai dengan akhir September 2025 tercatat sebesar Rp1.295,3 triliun. Realisasi itu turun sebesar 4,4% (yoy) dari September 2024 yakni Rp1.354,9 triliun. 

Menurut hitung-hitungan Purbaya, pertumbuhan penerimaan pajak bisa lebih cepat apabila perekonomian tumbuh lebih cepat. Mantan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 akan melambat, namun bakal melesat di atas 5,5% (yoy) pada kuartal IV/2025. 

“Tetapi kalau ceteris paribus, kita akan tutupi kebocoran-kebocoran yang timbul. Di cukai, underinvoicing, segala macam kita periksa lagi. Di pajak juga saya harapkan yang main-main, enggak main-main lagi sehingga kita enggak bocor pajaknya,” terangnya kepada wartawan usai sidang kabinet paripurna dalam rangka satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/10/2025).

Purbaya menjabarkan bahwa terdapat beberapa bentuk modus pelanggaran hukum yang kerap melibatkan petugas pajak juga. Misalnya, dia menduga ada pegawai pajak yang bernegosiasi dengan wajib pajak untuk menyesuaikan kewajiban pembayaran pajaknya kepada negara.

“Ya akhirnya pendapatan pemerintah sedikit, mereka bagi dua. Itu biasanya begitu,” paparnya. 

Di sisi lain, pria yang pernah menjabat Deputi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi itu menyebut otoritas fiskal tengah menyiapkan sistem teknologi informasi pajak yang lebih canggih. Salah satunya adalah Coretax, yang ditargetkannya siap digunakan pekan ini.

“Saya harapkan akhir minggu ini Coretax udah siap mungkin. Untuk meningkatkan lagi pendapatan dari pajak, kalau lebih efisien Coretax-nya,” kata Purbaya. 

Di sisi lain, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pihaknya akan terus melaporkan kinerja penerimaan pajak secara transparan dan berkala. “Kita pantau terus nanti setiap bulan kita akan melaporkan terus, setiap bulan kita punya angka lapsem [laporan semester] target kita nanti kita kumpulkan,” terangnya pada kesempatan yang sama. 

Adapun pada konferensi pers APBN KiTa edisi Oktober 2025, Selasa (14/10/2025), Suahasil menjelaskan bahwa penerimaan pajak bruto per September 2025 sebesar Rp1.619,2 triliun atau sudah lebih tinggi dari September 2024 yakni Rp1.588,2 triliun. 

Dari penerimaan PPh badan, PPh orang pribadi, PBB, hanya PPN dan PPnBM yang realisasinya masih turun yakni 3,2% dari tahun sebelumnya pada September 2025. Nilainya yakni Rp702,20 triliun hingga 20 September 2025.

“Akan kita pantau terus semoga-moga semakin menuju ke belakang perekonomian semakin baik, realisasi bruto semakin meningkat,” katanya. 

Sementara itu, penerimaan pajak secara neto Rp1.295,28 triliun atau turun dari September 2024 yakni Rp1.354,86 triliun. Suahasil menjelaskan bahwa kondisi tersebut karena masih ada restitusi pajak. 

“Restitusi artinya dikembalikan kepada masyarakat, dunia usaha, wajib pajak sehingga uangnya beredar di tengah-tengah perekonomian. Kita berharap dengan uang beredar di tengah perekonomian termasuk yang berasal dari restitus membantu gerak ekonomi kita selama ini,” pungkasnya. 

Sumber : Bisnis.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only