Strategi Purbaya Tekan Utang: Optimalisasi Belanja, Reformasi Internal, Kerek Rasio Pajak

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyiapkan sejumlah langkah terintegrasi untuk menekan rasio utang negara yang saat ini mencapai 39,86% dari PDB. Strategi utama yang dijalankan adalah meningkatkan penerimaan negara, khususnya melalui penggenjotan rasio pajak (tax ratio), diiringi dengan efisiensi belanja negara.

Purbaya menegaskan, pertama-tama, belanja negara harus disisir agar berjalan efektif dan efisien agar berdampak optimal pada perekonomian.

“Strategi yang pertama adalah anggarannya dibelanjakan tepat sasaran, tepat waktu, gak ada kebocoran, dan mengoptimalkan dampak anggaran ke perekonomian,” ujar Purbaya di kantor Kementerian Keuangan, Senin (27/10/2025).

Dari langkah tersebut, kata dia, belanja yang efektif dan efisien akan menciptakan efek pengganda yang cepat pada pertumbuhan ekonomi. Dari sana, pertumbuhan yang pesat akan berdampak langsung pada kenaikan penerimaan pajak.

“Harapannya dengan seperti itu maka pertumbuhan ekonomi lebih cepat, pajaknya juga akan lebih besar income-nya, sehingga saya bisa menekan defisit dari situ,” terang Purbaya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), nilai utang negara tercatat Rp 9.138,05 triliun per Juni 2025, dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 39,86%. Utang tersebut terbagi dalam pinjaman senilai Rp 1.158 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 7.980 triliun.

Upaya efisiensi dengan tujuan mendorong perekonomian akan dibarengi dengan reformasi di internal Kementerian Keuangan. Purbaya menargetkan reformasi di sektor pajak, bea cukai, dan penerimaan lain akan memberikan efek berkelanjutan pada peningkatan tax ratio, tanpa mesti meningkatkan tarif pajak ke masyarakat.

Ia menghitung, bila tax ratio meningkat 1%, penerimaan negara akan mendapat tambahan minimal Rp 100 triliun. Purbaya pun memproyeksi bahwa tax ratio pada akhir 2025 akan mencapai 10,02% dan bakal meningkat 45 basis poin (bps) menjadi 10,47% pada tahun 2026.

Untuk mencapai target pajak tersebut, pemerintah akan fokus meningkatkan pertumbuhan sektor riil, yang merupakan motor penciptaan lapangan kerja dan kenaikan penerimaan pajak.

“Jadi saya harapkan sektor riil bisa tumbuh dengan effort. Makanya saya ke sana-kemari memastikan hambatan-hambatan di sektor riil bisa berkurang signifikan,” jelas Purbaya.

Pemerintah sendiri telah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2% pada akhir tahun 2025. Target ini mensyaratkan pertumbuhan kuartal III dan IV berada di atas 5%. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi sempat melambat di kuartal I-2025 sebesar 4,87%, namun pulih di kuartal II-2025 menjadi 5,12%.

“Saya bertaruh untuk kuartal ini, paling enggak laju pertumbuhan ekonominya lebih cepat dibanding kuartal-kuartal sebelumnya. Kami targetkan di atas 5%,” tandas Purbaya.

Sumber : investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only