Adik Prabowo Soroti Rapuhnya Sistem Pajak Indonesia

Ia bahkan mengakui ikut menjadi bagian dari masalah tersebut karena tidak meminta kuitansi dan membayar secara cash.

“Nah terus terang saja, saya juga ikut bertanggung jawab. Saya salah satu penyebab ekonomi gelap itu. Kenapa? Karena saya pakai seorang tukar rambut, namanya Anton, dari Garut,” kata Hashim dalam acara Bedah Buku Indonesia Naik Kelas, Sabtu (13/12).

“Dan selalu kalau saya mau bayar, tau saya bayar apa? Dengan uang tunai, tidak dikuitansi, tidak dipungut (PPN) 11%,” imbuhnya.

Menurutnya, praktik semacam ini bukan sekadar persoalan individu, melainkan gambaran rapuhnya sistem perpajakan nasional.

Data Bank Dunia yang ia ikuti selama lebih dari satu dekade menunjukkan bahwa rasio penerimaan negara Indonesia, termasuk pajak, cukai, PNBP, dan royalti masih stagnan di kisaran 9% hingga 12% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), termasuk yang terendah di dunia.

Hashim membandingkan Indonesia dengan Kamboja. Sepuluh tahun lalu, rasio penerimaan negara Kamboja berada di bawah Indonesia.

Namun kini, Kamboja telah meningkatkan penerimaan negaranya hingga sekitar 18% PDB, sementara Indonesia nyaris tidak bergerak. 

Sumber : kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only