Diguyur Insentif, Industri Properti Diramal Bakal Menggeliat

Jakarta – Pemerintah memberi banyak insentif pada sektor properti pada pertengahan tahun ini. Hal ini sebagai upaya pemerintah untuk mendorong investasi dan konsumsi atas produk properti.

Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, menilai kebijakan yang diambil pemerintah tersebut membuat prospek cerah bagi sektor properti. Pemberian insentif tersebut bisa mendorong pertumbuhan sektor properti.

“Karena kan memang belakangan ini properti minim katalis ya,” kata Herditya atau lebih akrab dipanggil Didit, akhir pekan kemarin.

Prospek akan semakin cerah, kata Didit, apabila The Fed menurunkan suku bunga yang berimbas pada penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI). “Mungkin bisa lebih moncer terlebih di pembiayaan properti,” katanya.

PT Citra Development Tbk yang memilik kode saham CTRA juga merupakan salah satu bisnis di sektor properti yang tentunya akan menerima manfaat dari guyuran insentif. Mengingat bahwa sektor properti cukup prospektif, maka CTRA yang masuk dalam sektor ini bisa kecipratan berkah meski dari sisi pendapatan kenaikannya tak cukup besar.

Secara tahun berjalan (ytd), harga saham CTRA telah meningkat 13,37 persen. Adapun harga saham CTRA saat ini tercatat sebesar Rp 1.145 per saham. MNC Sekuritas menargetkan harga CTRA bisa ke area Rp 1.300.

Sementara itu, untuk PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) peningkatan harga ytd mencapai 21,51 persen. Saat ini harga BSDE di level Rp 1.525. 

Selain pemberian insentif peningkatan threshold pajak penjualan barang mewah (PPnBM) hunian mewah dengan nilai jual di atas Rp 30 miliar, ada penurunan tarif pajak penjualan (PPh) hunian mewah menjadi 1 persen. 

Pemerintah juga mengeluarkan insentif lainnya. Antara lain peningkatan threshold tidak kena PPN rumah sederhana sesuai daerahnya, pembebasan PPn atas rumah atau bangunan korban bencana alam, dan simplifikasi prosedur validasi PPh penjualan tanah atau bangunan dari 15 hari menjadi tiga hari.

Pemerintah merilis insentif ini karena sektor properti dianggap memiliki efek berganda alias multiplier effect yang cukup tinggi sehingga bisa mendorong kegiatan ekonomi yang lebih tinggi di sektor lainnya.

Peningkatan penjualan sektor properti akan berdampak positif pada sektor pendukung antara lain sektor perdagangan, industri barang logam, semen, transportasi, jasa keuangan dan asuransi serta jasa perusahaan.

Sumber : industry.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only