Gara-gara satu cuitan Trump, rusak pasar saham sedunia

JAKARTA. Bursa Asia tampak tak berkutik pada transaksi Jumat (2/8). Aksi jual yang berlangsung sejak pagi, masih berlangsung hingga transaksi siang. Data Bloomberg menunjukkan, tak ada satu pun indeks acuan di kawasan regional yang berhasil mencatatkan kenaikan. Bursa Jepang tampak mengalami tekanan paling dalam. 

Pernyataan Trump tentang penetapan pajak impor tambahan kian mendidihkan ketegangan antara Washington dan Beijing. Berikut sejumlah rangkuman pergerakan pasar saham utama Asia pada transaksi siang ini, per pukul 11.50 WIB:

– Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang anjlok 2,64%

– Indeks Hang Seng Hongkong merosot 2,37%

– Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,37%

– Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,75%

– Indeks Taiex Taiwan turun 1,63%

– Indeks FTSE/BM Malaysia turun 0,67%

– Indeks FTSE/ST Singapura turun 0,73%

Memerahnya bursa Asia menyusul aksi jual yang melanda bursa AS. Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada penutupan pasar kemarin malam, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 280,85 poin atau 1,08% ke level 26.583,42. 

Penurunan juga dialami indeks S&P 500 yang turun 26,82 poin atau 0,90% ke 2.953,56 dan Nasdaq Composite turun 64,30 poin atau 0,79% ke 8.111,12.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, delapan sektor ditutup negatif, di mana sektor keuangan, energi dan industri sensitif membukukan penurunan terbesar.

Memerahnya pasar saham Asia pada hari ini dipicu oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang semakin memanaskan ketegangan perang dagang antara AS-China. 

Kemarin (1/8), Trump kembali mengumumkan hal yang mengejutkan. Yakni akan menetapkan 10% pajak tambahan atas barang-barang impor China senilai US$ 300 miliar.

Mengutip Bloomberg, pajak impor baru ini, yang kemudian disebut Trump akan ‘melampaui’ 25%, akan diberlakukan mulai 1 September mendatang. Barang-barang yang masuk dalam daftar pajak impor antara lain smartphone, laptop dan pakaian anak-anak. 

Barang-barang ini akan berada pada daftar teratas untuk barang-barang impor China yang sudah dikenai pajak 25% senilai US$ 250 miliar. Ini artinya, hampir semua perdagangan dengan China akan dikenakan pajak baru. 

“Tidak jelas apa yang menyebabkan Trump semakin memperuncing ketegangan perang dagang. Sepertinya Trump berhasil membuat ekonomi global cemas dan berharap China akan tunduk pada tekanan dan menjalankan permintaan AS,” jelas Tapas Strickland, ekonom National Australia Bank seperti yang dikutip dari CNBC

Sentimen negatif lain juga datang dari Jepang. Kabinet Jepang pada hari ini menyetujui untuk mendepak Korea Selatan dari ‘daftar putih’ negara-negara yang menikmati keistimewaan perdagangan dengan Tokyo. 

Kebijakan ini diambil setelah pada bulan lalu Jepang memperketat larangan ekspor untuk tiga bahan baku penting bagi Korsel yang banyak digunakan oleh perusahaan raksasa teknologi untuk membuat memory chip dan display panels.

Sumber : kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only