Sri Mulyani Sebut Biaya Investasi di RI Masih Tinggi

Tingkat rasio produktivitas Indonesia (Incremental Capital to Output Ratio/ICOR) masih terlalu tinggi dibandingkan dengan negara lain. Semakin tinggi ICOR, menunjukkan inefisiensi suatu negara untuk beinvestasi.

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, ICOR Indonesia saat ini berada di level 6% sedangkan, negara berkembang lainnya hanya di level 3%. Tentunya ini tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sekitar 5%.

“Karena ICOR di atas 6%, biaya ekonomi kita pasti tinggi,” ujar Sri Mulyani di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan, dengan kondisi tersebut, maka biaya ekonomi yang dikeluarkan lebih tinggi juga. Ini karena terlalu banyak pembahasan yang dilakukan dibandingkan aksinya.

“Itu karena banyak perantara daripada yang benar-benar kerja, terlalu banyak pembahasan daripada yang mengerjakan. Lebih banyak biaya penunjang daripada inti,” jelasnya.

Kondisi tersebut disebut sebagai gambaran yang paling sesuai dengan kondisi ICOR Indonesia. Artinya, Indonesia dinilai butuh desain sistem yang substansi menjadi bagian paling besar dibandingkan penunjang.

“Jangan terbalik. Ini jadi tantangan besar kita bagaimana kita bisa desain sesuatu yang efisien. Birokrat dan birokrasi penting sekali,” kata dia.

Untuk itu, pemerintah hingga saat ini terus memperbaiki sistem kebijakan untuk mendatangkan lebih banyak investasi ke dalam negeri. Salah satunya dengan membuat perizinan yang terintegrasi secara online melalui Online Single Submission (OSS).

“Effort sudah dilakukan misalnya OSS agar investment tidak terlalu banyak menghadapi proses dan dengan teknologi, bisa efisien. Kalau birokrat tidak ada kerjaan, dia akan buat kerjaan dan itu jadi additional cost. Di satu sisi kita butuh birokrat efisien, kompeten. Di sisi lain butuh perbaikan efisiensi di pusat maupun daerah,” tegasnya.

Sumber : cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only