Menkeu: Setoran PPN dan PPh Badan per September 2019 Melambat

“Pertumbuhan [penerimaan] terutama untuk pajak korporasi dan PPN masih mengalami perlambatan pada September 2019,” katanya di Kantor Kemenkeu, Jumat (1/11/2019).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyatakan otoritas fiskal mulai kuda-kuda untuk mengubah asumsi APBN untuk mengamankan defisit anggaran. Realisasi penerimaan pada September 2019 membuat Kemenkeu merilis proyeksi defisit anggaran yang melebar dari target APBN 2019 yang sebesar 1,84% terhadap PDB.

Sri Mulyani melanjutkan, defisit anggaran hingga akhir tahun diproyeksi bergerak pada rentang 2% hingga 2,2% terhadap PDB. Prakiraan tersebut diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi diatas 5% pada tahun ini.

Oleh karena itu, dalam dua bulan terakhir tahun fiskal 2019, Kemenkeu mengharapkan serapan belanja pemerintah baik pusat dan daerah dapat dilakukan secara optimal. Dengan demikian, instrumen fiskal pemerintah mampu menjadi penopang perekonomian nasional.

“Kami dari sisi makro terus berikan stimulus agar tidak memberikan tekanan pada ekonomi domestik. Saya harap K/L selesaikan belanjanya dalam dua bulan terakhir ini. Hal itu akan menentukan pertumbuhan kita pada kuartal IV/2019,” katanya.

Seperti diketahui, data resmi APBN Kita 2019, menunjukan realisasi penerimaan pajak selama Januari—Agustus 2019 senilai Rp801,16 triliun atau 50,78% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.577,5 triliun. Realisasi tersebut mencatat pertumbuhan 0,21% secara tahunan. DJP membeberkan hingga Oktober 2019 realisasi penerimaan sudah tembus Rp1.000 triliun.

Sementara itu, realisasi setoran perpajakan pada laporan semester Kemenkeu diperkirakan sebesar 93,8% dari target APBN yang ditetapkan senilai Rp2.165,1 triliun. Dengan demikian, hitungan pemerintah shortfall pada tahun ini mencapai Rp143,3 triliun.

Estimasi tersebut sebagian besar disumbang oleh shortfall setoran pajak yang diprediksi mencapai Rp140 triliun. Realisasi setoran pajak yang dikelola oleh Ditjen Pajak diprediksi hanya mampu memenuhi 91% atau Rp1.437,5 triliun dari target APBN 2019 senilai Rp1.577,5 triliun. (Bsi)

“Pertumbuhan [penerimaan] terutama untuk pajak korporasi dan PPN masih mengalami perlambatan pada September 2019,” katanya di Kantor Kemenkeu, Jumat (1/11/2019).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyatakan otoritas fiskal mulai kuda-kuda untuk mengubah asumsi APBN untuk mengamankan defisit anggaran. Realisasi penerimaan pada September 2019 membuat Kemenkeu merilis proyeksi defisit anggaran yang melebar dari target APBN 2019 yang sebesar 1,84% terhadap PDB.

Sri Mulyani melanjutkan, defisit anggaran hingga akhir tahun diproyeksi bergerak pada rentang 2% hingga 2,2% terhadap PDB. Prakiraan tersebut diharapkan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi diatas 5% pada tahun ini.

Oleh karena itu, dalam dua bulan terakhir tahun fiskal 2019, Kemenkeu mengharapkan serapan belanja pemerintah baik pusat dan daerah dapat dilakukan secara optimal. Dengan demikian, instrumen fiskal pemerintah mampu menjadi penopang perekonomian nasional.

“Kami dari sisi makro terus berikan stimulus agar tidak memberikan tekanan pada ekonomi domestik. Saya harap K/L selesaikan belanjanya dalam dua bulan terakhir ini. Hal itu akan menentukan pertumbuhan kita pada kuartal IV/2019,” katanya.

Seperti diketahui, data resmi APBN Kita 2019, menunjukan realisasi penerimaan pajak selama Januari—Agustus 2019 senilai Rp801,16 triliun atau 50,78% dari target APBN 2019 sebesar Rp1.577,5 triliun. Realisasi tersebut mencatat pertumbuhan 0,21% secara tahunan. DJP membeberkan hingga Oktober 2019 realisasi penerimaan sudah tembus Rp1.000 triliun.

Sementara itu, realisasi setoran perpajakan pada laporan semester Kemenkeu diperkirakan sebesar 93,8% dari target APBN yang ditetapkan senilai Rp2.165,1 triliun. Dengan demikian, hitungan pemerintah shortfall pada tahun ini mencapai Rp143,3 triliun.

Estimasi tersebut sebagian besar disumbang oleh shortfall setoran pajak yang diprediksi mencapai Rp140 triliun. Realisasi setoran pajak yang dikelola oleh Ditjen Pajak diprediksi hanya mampu memenuhi 91% atau Rp1.437,5 triliun dari target APBN 2019 senilai Rp1.577,5 triliun. (Bsi)

Sumber: news.ddtc.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only