Potensi Pasar Domestik Mampu Jaga Pertumbuhan

Jakarta: Indonesia berpeluang untuk terus tumbuh di tengah resesi global dengan memanfaatkan pasar domestik yang sangat potensial. Pemerintah dinilai harus benar-benar serius untuk mengembangkan potensi pasar domestik dan memanfaatkan potensinya.

Hal itu ditegaskan Direktur Riset CORE Piter Abdullah menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan di tengah resesi global, produksi industri besar dan sedang Indonesia justru melonjak. Selain itu, menurut BPS, sepanjang 2019 Indonesia sudah mengantongi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp217 triliun.

“Narasi ini harus terus digemakan bahwa Indonesia bisa tumbuh dengan lebih besar lewat memanfaatkan pasar domestik kita,” tukasnya kepada Media Indonesia, Minggu, 3 November 2019.

Untuk itu, sambungnya, Indonesia perlu benar-benar serius dalam mengembangkan potensi pasar tersebut melalui investasi pemerintah dan investasi swasta. Menurut Piter, selama ini arah kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat, misalnya memberikan insentif fiskal dan potongan pajak. Namun, langkah itu juga perlu diimbangi dengan kebijakan pemerintah yang sifatnya ekspansif untuk menekan defisit neraca perdagangan (current account deficit/CAD).

Hal senada diutarakan ekonom Enny Sri Hartati. Dia mengatakan ekonomi Indonesia bisa tetap tumbuh disebabkan potensi pasar yang besar. Enny pun menyarankan agar pemerintah Indonesia melakukan antisipasi guna memanfaatkan potensi tersebut.

“Pemerintah perlu menghilangkan berbagai kendala yang sifatnya fundamental seperti prosedur perizinan, kesiapan lahan, hingga kesiapan tenaga kerja,” ujarnya.

Ketiga hal tersebut, menurut Enny masih menjadi kendala bagi investor yang harus segera diputuskan rantainya. Enny mengingatkan bagaimana investasi seharusnya bisa memberikan nilai tambah.

Dia mengatakan meski pun memiliki pasar yang besar namun tanpa nilai tambah dan keterlibatan dalam investasi pasar tersebut hanya berperan sebagai penonton. “Pasar besar tersebut tanpa investasi dan nilai tambah hanya berperan sebagai penonton. Tapi kalau investasi melibatkan tenaga kerja dalam negeri sehingga pekerja tadi mendapatkan penghasilan selanjutnya berimplikasi pada tumbuhnya daya beli masyarakat,” papar Enny.

Sumber : Medcom.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only