Ekonomi Kian Lesu Defisit Potensi Melebar

Jakarta, Pemerintah memprediksi situasi perekonomian global masih mengalami kelesuan pada 2020. Karena iyu pemerintah akan berupaya menjaga stabilitas perekonomian domestik melalui APBN meskipun berpotensi menyebabkan defisit anggaran menjadi lebih besar dari target.

Sebagai gambaran, target defisit di APBN 2020 sebesar 1,76% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memperkirakan angka defisit bisa lebih lebar.

Kalau memang (defisit anggaran harus melebar karena ekonomi global masih kalang kabut dan dampaknya ke Indonesia masih berat, maka tak apa-apa perlebaran defisit pada tahun depan,” tutur Suahasil, Rabu (27/11).

Ia menyebut gambaran, situasi global yang masih penuh ketidakpastian pada 2020 terungkap dalam Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia pada Oktober 2019 yang lalu. Pada salah satu sesi pertemuan IMF, ada pembahasan soal suku bunga global yang saat ini sangat rendah. Sebagian besar negara peserta pertemuan menyimpulkan bahwa kemungkinan besar kondisi rendahnya suku bunga global akan berlanjut pada tahun depan untuk waktu yang lumayan panjang. “Artinya, situasi ekonomi global masih akan berat,” kata dia.

Dengan gambaran situasi global yang masih lesu tahun depan, pemerintah akan mengoptimalkan fungsi APBN sebagai instrumen stabilisasi pondorong pertumbuhan ekonomi. Namun, Suahasil enggan mengungkapkan berapa besaran target defisit yang longgar tesebut agar anggaran negara tetap mampu menopang perekonomian 2020.

Defisit APBN tahun 2020 ditetapkan sebesar 1,76% dari PDB

Tak hanya soal potensi defisit yang melebar, Direktur eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad meminta pemerintah untuk merevisi APBN 2020. Dia melihat APBN 2020 sudah tidak realistis dengan perkembangan ekonomi terakhir.

Tauhid menyarankan agar pemerintah membentuk APBN Perubahan (APBN-P) pada bulan Januari atau Februari 2020. “Karena kalau tidak, maka angka yang disajikan menjadi semu. Sektor penerimaan pajak kita sudah turun, kemudian asumsi tahun 2019 juga banyak yang meleset. Jadi, APBN 2020 kurang mendasar,” kata Tauhid pada Kamis (26/11).

Selain itu, Tauhid juga memandang perlunya skenario kabiner baru setelah berjalan satu tahun. Hal ini karena dia belum melihat komposisi yang pas berkaitan dengan beberapa sektor utama penopang pertumbuhan ekonomi.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only