Produksi Migas Merosot, PNBP ESDM Turun 20% Jadi Rp 172 T

Kinerja sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agak loyo di sepanjang 2019. Dari target setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 214,3 triliun, hanya bisa dicapai Rp 172,9 triliun.

Realisasi ini bahkan merosot 20% dibanding 2018 lalu yang bisa mencapai Rp 217 triliun. Salah satu penyebab turunnya setoran PNBP tahun ini adalah anjlok dan melesetnya capaian di sektor migas. Di 2019, PNBP migas hanya 115,1 triliun turun dibanding 2018 yang mencapai Rp 142,8 triliun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan penurunan ini dikarenakan asumsi makro yang meleset. “Asumsi ICP US$ 70 per barel, realisasi hanya capai US$ 62,3. Asumsi kurs tadinya Rp 15 ribu, dan realisasi Rp 14.102,” paparnya, Kamis (09/1/2020).

Untuk tahun 2020, ia menargetkan PNBP akan mencapai Rp 181,7 triliun. Dengan rincian Rp 127,3 triliun dari Migas, Rp 44,4 dari Miberba, dan Rp 1,2 triliun dari energi baru terbarukan. “Sesuai dengan APBN kita taegetkan Rp 181,7 triliun,” tegasnya.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto menambahkan, selain soal asumsi makro yang meleset, turunnya PNBP juga terjadi karena merosotnya produksi di blok-blok andalan.

Ada beberapa problem, contohnya di Blok Mahakam ada minus 15 ribu barel yang terjadi karena adanya penurunan yang tinggi. Hasil ada pengeboran beberapa kali yang tidak sukses, ini penyebab minus lifting paling besar,” jelas Dwi.

Sementara itu, capaian berbeda ditorehkan oleh sektor Minerba yang justru melebihi target. Selama 2019, PNBP Minerba mencapai Rp 44,8 triliun. Lewati target Rp 43,3 triliun, meskipun masih lebih kecil dibanding capaian tahun 2018 yang bisa tembus Rp 49 triliun.

Peningkatan capaian ini disebabkan produksi batu bara dalam negeri yang mengalami peningkatan jauh melampaui target, yakni 610 juta ton sementara targetnya hanya 489 juta ton.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono menerangkan realisasi yang lebih besar tahun 2019 disebabkan peningkatan produksi di bawah pengawasan dari provinsi. Dengan capaian di 2019, ESDM pun optimistis menaikkan target produksi batu bara di 2020 jadi 550 juta ton.

“Tentunya dengan lakukan pengawasan, tadi dengan mengintegrasikan pengawasan melalui MOMS (Minerba Online Monitoring System), karena RKAP akan tercatat di MOMS, sehingga perusahaan akan jual ekspor lebih RKAP akan terpotong,” jelasnya.

Sumber : CNBC Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only