Rantai Pasok Terganggu, Pebisnis Minta Insentif.

Kadin melihat efek korona ke indutri manufatur dan akal memukul besar ke perekonomiannya.

Jakarta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melihat dampak wabah virus korona (Covid-19) sudah melebar. Bukan hanya sektor pariwisata saja yang terkena imbas, melainkan juga sektor manufaktur.

Maka dari itu, Kadin meminta pemerintah memberikan insentif kepada perusahaan manufaktur. Salah satunya dengan cara mempermudah restrukturisasi utang. Selain itu kebijakan relaksasi dalam impor barang modal, bahan baku dan mempertimbangkan bahan pendukung.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani bilang, jika tidak diberi insentif, maka dampak perekonomian akan lebih besar ketimbang dari dampak sektor pariwisata.

Oleh karena itu, seluruhnya harus dimudahkan selama rantai pasok kacau. “Ini perlu dilakukan segera karena kondisi shortage of supply nya sudah terjadi,” jelasnya, Minggu (1/3).

Adapun gangguan pada rantai pasok tersebut ada pada keterlambatan pengiriman. Sehingga, membuat kelangkaan pada bahan baku yang berasal dari China. Maklum, China merupakan wilayah yang paling terdampak pada penyebaran virus korona. Sehingga, pengiriman ke Indonesia pun menjadi terganggu.

Salah satu insentif mempermudah restrukturisasi utang.

Yang terang, kelangkaan tersebut akan membuat harga bahan baku semakin tinggi meski pun terjadi pengalihan impor. Pengusaha juga akan mangalami tambahan beban keuangan. “Perusahaan bisa tutup dan ini bisa menjadi trigger krisis kalau terjadi secara luas,” terang Shinta.

Pengusaha juga kesulitan bila harus mengikuti prosedur impor saat ini. Padahal kebutuhan berpengaruh pada harga produk termasuk kemungkinan meningkatnya inflasi.

Mencari subtitusi

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto juga menegaskan pengalihan pasar ekspor impor dalam situasi korona saat ini. Agus bilang masih ada negara yang belum terkena virus korona tersebut. “Banyak sekali terkena dan tidak terganggu,” ungkap.

Ia mengakui bahwa saat ini China memang menjadi sentra bagi sejumlah industri. Hingga saat ini pemerintah belum dapat menghitung sejauh mana merosotnya ekspor impor akibat virus korona.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian, Bambang Adi Winarso bilang, sejauh ini bahan baku yang diimpor dari luar China tidak ada masalah. “Yang terganggu, impor bahan dari China, karena mobilitas masih dibatasi,” terangnya, Minggu (1/3). Solusinya, mencari substitusi impor dari negara lain selain China.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only