Pelaku Usaha Pertimbangkan Tunda Ekspansi Menyusul Dampak Penyebaran Virus Corona di Indonesia

JAKARTA – Ketua Himpunan Pengusaha Kosgoro 1957 DKI Jakarta Syafi Djohan mengatakan, kabar mengenai COVID-19 menjadi salah satu faktor pelaku usaha menunda ekspansi bisnis ke Indonesia.

Untuk itu, sebagai jalan keluar, pemerintah bisa memberikan insentif berupa tax holiday, tax allowance, dan superdeduction tax yang ada selama ini bisa dimaksimalkan untuk pelaku usaha.

Apalagi Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin dari 5% menjadi 4,75% pada bulan lalu.

“Ini menjadi peluang kepada pelaku usaha, apalagi jika pemerintah mendorongnya dengan insentif fiskal, maka akan lebih membantu untuk mendorong perekonomian Indonesia menghadapi dampak penyebaran COVID-19,” kata Syafi dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (3/3/2020).

Syafi Djohan menyambut baik langkah antisipasi yang diambil pemerintah yakni kebijakan fiskal di sektor pariwisata.

Pemerintah telah memberikan insentif dengan total tambahan anggaran sebesar Rp298,5 Miliar sebagai antisipasi pelemahan ekonomi akibat COVID-19.

“Saya mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam merespon dampak penyebaran COVID-19 terhadap perekonomian Tanah Air, apalagi ekonomi sebagian besar daerah di Indonesia bergantung pada sektor pariwisata,” katanya. 

Kebijakan insentif yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menghadapi dampaknya dinilai bisa mendorong perekonomian Indonesia bertahan di kisaran 5 persen.

Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers, Senin (2/3/2020) mengumumkan, dua orang Indonesia positif terjangkit COVID-19 akibat tertular dari warga negara Jepang.

Ini menjadi kasus pertama di Indonesia.

Keduanya tengah mendapatkan perawatan serius di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta.

Merebaknya kasus COVID-19 diperkirakan akan menyebabkan perekonomian Indonesia pada tahun 2020 cukup terganggu, terutama dari Tiongkok yang merupakan mitra dagang besar Indonesia sekaligus penyumbang banyak wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani setelah pertemuan G-20 di Arab Saudi pada bulan lalu menyampaikan, kabar mengenai virus korona telah menurunkan optimisme pertumbuhan global 2020 dari 3,3% menjadi sekitar 2,9%.

Imbasnya, jika pertumbuhan ekonomi China turun sebesar 1%, maka ekonomi Indonesia akan ikut turun sekitar 0,3%-0,6% dari patokan pertumbuhan di kisaran 5%. 

“Pemerintah tentu bekerja semaksimal mungkin dalam menangani pasien COVID-19 dan mencegah agar penyebaran tidak meluas. Kita perlu waspada, namun tidak perlu panik,” kata Syafi.

Virus korona muncul di negara China pada Desember 2019 dan menyebar secara cepat ke negara tetangga hingga mencapai Eropa dan Amerika.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah meningkatkan level risk assessment terhadap penyebaran dan dampak global corona virus menjadi highest level.

Sumber: Tribunnews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only