Covid-19 Terus Bertambah di RI, Tepatkah Beli Saham Saat Ini?

Jakarta, Perusahaan aset manajemen, PT Eastspring Investments Indonesia merilis riset terbaru berkaitan dengan arah investasi dan rekomendasi bagi investor dan calon investor di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang tak hanya dihadapi Indonesia, tapi juga global.

Eastspring Investments mengungkapkan strategi investasi yang diantisipasi pun akan berubah di tengah kondisi saat ini. Sebab itu, Eastspring Investments memperkirakan arah penurunan suku bunga akan terbatas (terutama di dunia), sementara di Indonesia kesempatan penurunan suku bunga masih terbuka meskipun tidak selebar sebelumnya.

Selain karena tingkat suku bunga dunia saat ini juga sudah rendah, perusahaan manajer investasi ini menilai program cetak uang (stimulus) di 2020 ini akan lebih bersifat inflasi karena para penerimanya akan segera membelanjakannya.

“Pada situasi inflasi, investasi saham merupakan pilihan yang tepat,” tulis Eastspring Investments, dalam riset awal April, dikutip CNBC Indonesia, Senin (13/4/2020).

Situasi inflasi itu lantaran berkaitan dengan stimulus yang digelontorkan pemerintah negara-negara terdampak corona termasuk Indonesia. 

Sebagai perbandingkan, Eastspring Investments, menilai, stimulus ekonomi yang diberikan pascakrisis ekonomi global 2008 adalah stimulus moneter dalam bentuk penurunan suku bunga dan pembelian surat utang pemerintah, dan perusahaan.

Sementara, stimulus yang diberikan dalam menanggulangi Covid-19 adalah stimulus yang diberikan kepada para pekerja yang kehilangan nafkahnya. Perbedaan utama dari kedua strategi ini yaitu strategi kebijakan moneter yang sifatnya deflasi untuk pemulihan pascakrisis 2008, sementara kebijakan fiskal Covid-19 kali ini sifatnya inflasi.

Pertanyaannya, jika situasi inflasi ini memungkinkan investor memilih investasi saham, kapan waktu yang tepat untuk membelinya?

Eastspring Investments menegaskan untuk menjawab pertanyaan tersebut, kembali lagi ke pertanyaan kapan perang melawan virus ini selesai karena tidak ada yang tahu.

“Yang dapat kita sarankan adalah sebaiknya pembelian memang dilakukan bertahap yang sudah dapat dimulai dari saat ini, karena kita sudah tahu betapa besarnya program stimulus fiskal yang akan dikucurkan,” tulis Eastspring Investments.

Tim riset Eastspring Investments, mengungkapkan kejadian pandemic Covid-19 merupakan kejadian luar biasa dan berada di luar perkiraan perusahaan.

“Yang bisa kami lakukan saat ini dalam berinvestasi adalah mengambil posisi, di mana posisi tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa kita akan bisa melalui cobaan ini. Terutama saat sudah terlihat juga mulai adanya arah pemulihan dengan dimulainya berbagai program stimulus fiskal yang akan diterbitkan pemerintah.”

Dari awal tahun hingga akhir Maret 2020, bursa saham RI yang ditunjukkan dengan level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah turun 27,8%, indeks Syariah – 33,0% dan indeks obligasi pemerintah -2,5%.

“Secara teknis hal ini menunjukkan bahwa kita sudah masuk ‘Bear Market’. Juga sudah kita pahami bahwa kejadian pandemik virus ini merupakan kejadian ‘sekali seumur hidup’ yang kita alami,” tulis Eastspring Investments.

“Jika indeks sudah turun sebesar ini, lalu apa yang bisa kita lakukan? Ada satu asumsi dasar yang kita harus sepakati dahulu yaitu bahwa kita akan menang melawan virus ini. Jika asumsi ini telah disepakati, pertanyaan selanjutnya adalah kapan. ‘Kapan’ ini akan menentukan seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan yang di mana tergantung pada virus (mutasi atau tidak) dan bagaimana langkah perlawanan kita,” Eastspring Investments.

Indeks Obligasi Pemerintah IBPA INDOBeX turut terkoreksi dalam sebanyak 4,8% pada Maret 2020 di tengah nilai tukar rupiah yang cenderung terdepresiasi sebanyak 15% ke level Rp 16.367/US$.

Sebagian besar pasar Asia Pasifik juga melanjutkan penurunan di tengah para investor yang ketakutan akan penutupan beberapa negara yang didorong oleh naiknya perjangkitan infeksi virus Covid-19.

MSCI China juga turun 6,56% dalam dolar AS didorong oleh data ekonomi yang lemah walaupun menunjukkan stabilitas infeksi dan pemulihan Covid-19. Pasar saham Taiwan turun 13,94%, indeks Kospi Korea turun 12,62%, indeks Hang Seng Hong Kong turun 9,17% dan indeks Sensex India turun 26,02%.

“Investor khawatir akan cepatnya penularan virus COVID-19 di Amerika dan Eropa yang akan semakin mengurangi laju pertumbuhan global dan memicu resesi global. Ditambah dengan adanya tekanan geopolitik antara Arab Saudi dan Rusia yang sedang tidak sepaham mengenai produksi minyak sehingga menurunkan harga minyak secara tajam.”

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only