JAKARTA, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membukukan kenaikan arus bongkar muat (throughput) pada kuartal I-2020, dibandingkan periode sama tahun lalu. Peningkatan didukung atas pertumbuhan ekspor otomotif ke sejumlah negara di dunia.
Throughput kendaraan CBU di pelabuhan internasional yang dikelola perseroan naik 8,2% menjadi 92.114 unit sampai kuartal I-2020. Kenaikan throughput import mobil utuh (Completely Built Up/CBU) di terminal internasional itu ditopang oleh peningkatan ekspor CBU sebesar 17,3% menjadi 78.668 unit.
Direktur Operasi dan Teknik IPCC Bunyamin Sukur mengatakan, ekspor CBU tujuan Timur Tengah melonjak signifikan pada kuartal I-2020. ”Terjadi lonjakan ekspor CBU ke Timur Tengah, khususnya Arab Saudi dengna kenaikan 514% menjadi 2.240 unit pada kuartal I-2020. Arab Saudi menggeser posisi Vietnam di urutan kedua dan Filipina masih tetap urutan pertama. Padahal, ekspor ke Vietnam di kuartal pertama 2020 ini juga tumbuh 11,8%,” ujarnya melalui penjelasan resmi di Jakarta, belum lama ini.
Berdasarkan data perseroan bahwa lima besar negara tujuan ekspor CBU, yaitu Filipina masih menjadi negara terbesar tujuan ekspor CBU dengan jumlah 18.297 unit ( vs 18.259 unit di 1Q2019) diikuti Arab Saudi sebanyak 13.754 unit, Vietnam sebanyak 12.162 unit (vs 10.873 unit di 1Q2019), keempat Thailand sebanyak 5.695 unit (vs 7.615 di 1Q2019) dan Meksiko sebanyak 4.993 unit (vs 4.187 unit di 1Q2019).
Begitu juga dengan arus bongkar muat CBU mobil di pelabuhan domestik, menurut dia, terjadi kenaikan sebanyak 137,2% menjadi 44.521 unit pada kuartal I-2020, dibandingkan periode sama tahun lalu mencapai 18.772 unit. Hal ini menjadikan pendapatan bongkar muat CBU masih menjadi penyumbang utama atau 70% terhadap total pendapatan perseroan.
Sedangkan pengiriman alat berat (heavy equipment) di terminal internasional menunjukkan penurunan 8,5% menjadi 3.552 unit hingga kuartal I-2020, dibandingkan periode sama tahun lalu 3.884 unit. Hal berbeda terjadi untuk arus bongkar muat terminal domestik dengan kenaikan 80,3% menjadi 5.532 unit. “Bongkar muat alat berat masih menunjukkan tren sama, yaitu terminal domestik trend naik. Sedangkan untuk ekspor-impor alat berat mengalami penurunan sebesar 8,5% pada kuartal I-2020 atau melambah dibandingkan penurunan pada kuartal I-2019 sebanyak 20,7%,” terangnya.
Terkait aktivitas bongkar muat kendaraan, dia mengatakan, diproyeksikan tetap tumbuh hingga akhir tahun. Hal ini didukung atas masih positifnya produksi mobil nasional dan disertai sejumlah stimulus pemerintah. Selain itu, perseroan telah melengkapi prosedur operasional untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna selama pandemi Covid-19. Di antaranya, prosedur disinfeksi dan physical distancing di wilayah operasional perseroan.
Optimisme perseroan terhadap aktivitas bongkar muat didasarkan data Gabungan Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) yang mencatat pertumbuhan produksi mobil nasional 4,2% menjadi 328.501 unit hingga Maret 2020, yaitu produksi tipe komersial sebanyak 71.549 tumbuh 9,9% (YoY) dan mobil penumpang sebanyak 256.952 unit tumbuh 2,7% (YoY). Adapun, ekspor CBU tercatat 77.315 unit atau tumbuh 9,4% pada kuartal I-2020.
Pemerintah masih mengandalkan ekspor otomotif untuk mendongkrak ekspor Indonesia di tahun ini terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi secara global. Keseriusan pemerintah dalam mendorong ekspor otomotif ditunjukan dengan stimulus-stimulus baik itu dari sisi fiskal seperti perpanjangan waktu relaksasi pajak penghasilan (PPh 21,22 dan 25) melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 23 Tahun 2020, maupun non fiskal berupa skema penyederhanaan atau pengurangan larangan dan atau pembatasan (lartas) ekspor dan impor untuk bahan baku, percepatan proses ekspor-impor untuk trader bereputasi, serta penyederhanaan proses ekspor-impor melalui National Logistic Ecosystem (NLE).
Sedangkan stimulus moneter diberikan melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No 11/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan Relaksasi Program Jaminan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BPJamsostek).
Sumber: investor.id
Leave a Reply