PSBB Longgar Belum Cukup Bantu Otomotif RI Pulih

Jakarta, – Industri otomotif Tanah Air diprediksi tak akan pulih cepat meski kegiatan bisnis sudah dibuka bertahap oleh pemerintah. Pelaku industri tak bisa memprediksi kapan kondisi akan kembali normal, pemulihan dikatakan butuh waktu usai otomotif diguncang pandemi Covid-19 selama tiga bulan terakhir.

Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengingatkan penjualan mobil, salah satu indikator kemajuan industri otomotif, tumbuh tergantung kemampuan daya beli masyarakat. Ia mengatakan mengukur daya beli dapat dilakukan dari penilaian pertumbuhan ekonomi.

“Daya beli bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi atau GDP [gross domestic product]. Jika bisa balik ke level di atas 5, pasar mobil bisa kembali bergairah,” ucap Amelia melalui pesan singkat, Selasa (9/6).

Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy menyampaikan industri otomotif butuh waktu untuk pulih bertahap seiring perbaikan perekonomian. Dia juga mengingatkan kondisi ekonomi tak bisa bangkit secara instan walau tak memberi penjelasan butuh berapa lama.

“Tentu kondisi ekonomi saat ini membutuhkan waktu untuk kembali bangkit, meskipun saat ini ada beberapa indikator positif dari sisi makro seperti pasar modal, kurs, dan kepercayaan konsumen. Tapi aktivitas konsumen yang mulai meningkat juga kami harapkan dapat ikut mendorong pasar untuk terus membaik,” ucap Billy.

Seperti diketahui penjualan mobil Indonesia secara ritel atau penjualan dealer ke konsumen tersungkur pada April menjadi 25 ribu unit menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Itu nyaris jatuh 50 persen dibanding Maret sebanyak 60.447 unit.

Masalah penjualan ritel bukan cuma terpukul Covid-19 sebab catatan Maret sudah menyusut dari rata-rata per bulan 70 ribuan pada 2019.

Sedangkan wholesales (penjualan dari produsen ke dealer) pada April terekam terjun bebeas sekitar 90 persen menjadi 8.000-an unit dibanding Maret sebesar 76.800 unit.

Gaikindo belum merilis data penjualan mobil pada Mei, namun diprediksi akan lebih parah ketimbang April.

Gaikindo sudah menetapkan target penjualan mobil terbaru menanggapi pandemi, yakni 600 ribu unit pada tahun ini, turun dari sebelumnya 1,05 juta unit. Namun belakangan target baru itu diragukan setelah melihat hasil April dan prediksi Mei.

Keterpurukan karena Covid-19 sudah jadi logika bersama, namun Direktur Marketing Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi melihat penjualan mobil nasional dapat tumbuh usai pemerintah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dimulai dari Jakarta. Meski begitu Anton mengatakan pertumbuhan tidak akan signifikan hingga menyamai data 2019.

Prediksi Anton penjualan mobil bakalan naik tipis mulai Juni dibanding Mei karena kebijakan PSBB dialihkan menjadi masa transisi.

“Bulan ini dengan PSBB transisi, showroom mulai buka misalnya di Jakarta dan Jawa Barat. Tapi tentu belum kembali seperti level 2019 misalnya. Berapanya belum bisa diprediksi, karena ini masih awal bulan,” kata Anton.

Butuh Stimulus

Gaikindo percaya industri otomotif bisa pulih jika dibantu pemerintah. Sebab itu asosiasi yang menaungi produsen dan Agen Pemegang Merek otomotif di dalam negeri ini pernah mengungkapkan sejumlah stimulus yang diinginkan, salah satunya pemangkasan tarif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

PKB merupakan pajak yang dikenakan atas kepemilikan kendaraan. PKB dibayar konsumen saat membeli mobil baru yang biasanya dimasukkan dalam komponen harga ritel dan wajib dibayar lagi setiap tahun semasa kepemilikan.

Gaikindo meminta penurunan PKB mulai dari 30 persen sampai 50 persen. Permintaan itu sudah disampaikan melalui surat kepada pejabat daerah.

Stimulus lain yang diminta Gaikindo yaitu yakni pengaturan ulang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ekspor kepada perusahaan untuk KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor). Selanjutnya diminta pula secara signifikan mengurangi proses restitusi pajak.

Gaikindo juga meminta penambahan waktu jatuh tempo dokumen form D untuk kebutuhan importasi dari 1-3 hari menjadi 2-3 pekan karena banyak negara tengah menerapkan lockdown, dan lain sebagainya.

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan stimulus dibutuhkan untuk meningkatkan permintaan mobil di Indonesia.

“Ya butuh stimulus di hilir supaya demand meningkat,” kata Bob.

Strategi

Sementara itu Billy menyampaikan pihaknya sudah merancang strategi sembari menyesuaikan perkembangan pasar otomotif.

Strategi yang diterapkan Honda untuk menjaga kondisi perusahaan yaitu efisiensi dan menjaga tingkat stok kendaraan agar sesuai permintaan. Pihaknya juga mengikuti perubahan prilaku konsumen pada era new normal dengan memperkuat penjualan digital.

“Kami juga mengikuti perubahan perilaku konsumen di normal baru dengan memperkuat penjualan melalui jalur digital,” kata Billy.

Hal yang sama juga dilakukan Suzuki dengan menjaga stok produksi unit agar tak melimpah dan sesuai permintaan konsumen.

“Kami melakukan upaya-upaya seperti adjustment stock planing, komitmen penebusan OEM dan payment system yang lebih akurat,” kata Head of Product Development & Accessories SIS divisi roda empat Yulius Purwanto.

Ekspor Belum Solusi

Billy menambahkan pasar ekspor belum menjadi solusi mujarab meningkatkan penjualan. Hal ini karena Covid-19 juga mengguncang pasar global yang memangkas permintaan.

“Karena pandemi ini mempengaruhi seluruh dunia, maka pasar ekspor juga akan sangat tergantung pada kondisi negara tujuan. Jadi yang terpenting adalah menyesuaikan selalu permintaan dengan kebutuhan pasar,” ucap Billy.

Yulius menambahkan selain memperkuat ekspor, pasar dalam negeri juga harus dioptimalkan supaya roda perekonomian kembali bergerak.

“Ekspor bisa jadi solusi, tapi market dalam negeri juga harus didorong supaya perekonomian bergerak lagi. Yang tidak hanya industri otomotif tetapi industri lainnya yang menyokong perekonomian itu sendiri,” kata Yulius.

Sumber : CnnIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only