Jokowi Sebut Surplus Perdagangan ‘Buah’ Kebijakan Pemerintah

Jakarta– Presiden Joko Widodo menyebut surplus pada neraca perdagangan September 2018 sebesar US$230 juta merupakan bukti kinerja kebijakan yang ditelurkan pemerintah pada rapat terbatas (ratas) beberapa waktu lalu.

“Surplus US$230 juta ini memperlihatkan arah perkembangan baik dari kinerja ekonomi pada ratas lalu, selalu konsentrasi menekan impor dan meningkatkan ekspor,” kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Selasa (16/10).

Beberapa upaya dilakukan pemerintah demi menekan impor, mulai dari menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 terhadap 1.1477 barang impor hingga memperluas kebijakan biodiesel 20 persen (B20).

Berdasarkan data BPS, surplus perdagangan sebesar US$230 juta terjadi karena ekspor yang mencapai US$14,83 miliar dan impor yang lebih rendah sebesar US$14,6 miliar.

Ekspor tersebut turun 6,58 persen di banding bulan sebelumnya, sedangkan impor turun 13,18 persen. Penurunan tertinggi terjadi pada impor migas yang mencapai 25,2 persen menjadi US$2,28 miliar.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi meminta kepada seluruh kementerian dan lembaga untuk terus fokus melakukan terobosoan menekan impor dan meningkatkan ekspor.

Ia secara khusus juga menginstruksikan anak buahnya untuk melaporkan perkembangan kebijakan B-20 di lapangan. Sebab, ia mendapat laporan terjadi masalah pasokan dari minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

“Dipantau di lapangan sehingga bulan depan masih surplus. Saya minta menteri kerja lebih detail baik, ekspor migas dan nonmigas,” tutur mantan Wali Kota Solo ini. (chri/agi)

Sumber: CNN Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only