Mobil Baru Melaju Mobil Bekas Lesu

Insentif mobil baru berdampak ke bisnis mobil lelang dan mobil bekas. Margin berpotensi tergerus karena pembeli dan harga turun.

Banyak pedagang mobil bekas langsung tertunduk lesu saat mendengar kabar sejumlah insentif untuk industri otomotif. Bagi mereka, insentif untuk industri otomotif sama saja dengan menurunkan harga jual mobil baru. Jika harga jual mobil baru turun, otomatis harga mobil bekas juga ikutan turun.

Yudi Rachim, 40 tahun, salah satu pedagang mobil bekas yang ditemui KONTAN bilang, kebijakan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) membawa angin segar bagi industri otomotif, khususnya pabrikan. Namun kebijakan itu bikin pusing pedagang mobil bekas. “Banyak pedagang mobil bekas mengeluh karena harganya turun, dan tentunya menggerus profit mereka,” kata Yudi.

Asal tahu saja, insentif PPnBM hingga nol persen berlaku mulai 1 Maret 2021 sampai dengan Desember 2021. Selain insentif PPnBM, konsumen otomotif juga mendapatkan relaksasi kredit berupa keringanan kredit membayar uang muka kredit menjadi nol persen alias tanpa uang muka.

Meski bikin pusing, Yudi meyakini kebijakan tersebut akan menjadi kabar baik bagi industri mobil bekas di masa yang akan datang. Namun dalam jangka pendeknya akan membuat pedagang mobil bekas kesulitan menjual mobilnya. “Konsumen kami juga menunggu dan menahan pembelian,” jelas Yudi

Yudi biasanya membeli tiga unit mobil bekas saat lelang mobil di balai lelang saban bulan. Namun sejak Februari lalu, Yudi mengurangi pembelian, bahkan bulan ini belum berencana melakukan pembelian mobil bekas lagi saat lelang. “Kami juga ikut melihat kondisi pasar dulu sembari menyimak implementasi insentif PPnBM ini,” jelas Yudi.

Tak hanya Yudi, banyak pedagang mobil bekas memilih wait and see sebelum belanja mobil bekas untuk dijual kembali. Sebagian ada yang belanja tetapi dalam jumlah terbatas. “Ada pelanggan yang biasa membeli lima unit sekarang selektif dan hanya belanja satu unit saja,” kata Daddy Doxa Manurung, Presiden Direktur PT Balai Lelang Serasi (Ibid), perusahaan balai lelang.

Menurut Daddy, beberapa pelanggannya sudah mengurangi pembelian mobil sejak bulan lalu, atau sejak berembus wacana insentif PPnBM untuk industri otomotif. “Jika sudah ada titik keseimbangan harga baru, biasanya mereka baru akan melakukan pembelian mobil secara lelang lagi,” terang Daddy. Asal tahu saja, dalam kurun waktu dua bulan terakhir, permintaan mobil bekas di balai lelang Ibid sudah turun 10%20%.

Harga turun

Dari pengalaman yang sudah-sudah, insentif yang diberikan untuk industri otomotif akan berdampak ke harga jual mobil bekas. Tengok saja pemberian insentif ke mobil low cost green car (LCGC) yang diberlakukan tahun 2012 lalu, yang membuat harga mobil bekas beragam jenis turun termasuk harga di balai lelang.

Saat itu, banyak konsumen yang dulu ingin membeli mobil bekas beralih beli mobil baru LCGC. Maka itu, pedagang mobil bekas berhati-hati membaca pasar. Ada kekhawatiran, konsumen justru membeilih membeli mobil baru. “Peluang ini ada, karena uang muka pembelian mobil juga diturunkan,” kata Yudi.

Kekhawatiran ini pun dirasakan oleh perusahaan mobil bekas Mobil88. Agar bisa bersaing, anak usaha Grup Astra tersebut menurunkan harga mobil bekas yang dijual di gerainya. “Penurunan harga terbanyak ada pada mobil bekas tahun muda. Ini kami lakukan agar harga jualnya tidak menyamai harga mobil barunya,” kata Halomoan Fisher, Presiden Direktur Mobil 88.

Penurunan harga lebih kecil akan terjadi untuk mobil yang usianya lebih tua. Semakin tua mobil tersebut, maka nilai penurunan harganya relatif lebih sedikit. “Untuk jangka pendek ini akan menimbulkan problem ke penjualan,” kata Fisher.

Pasokan mobil bekas ke balai lelang akan naik di kuartal ke II karena bakal banyak mobil tarikan dari leasing.

Namun, yang menjadi beban dan tantangan berat pedagang mobil adalah, penurunan harga akan berdampak ke kinerja perusahaan. Sebab, konsekuensi penurunan harga akan menggerus laba, bahkan modal. Semakin banyak stok mobil bekas di showroom, maka semakin besar potensi marginnya akan tergerus.

Akan tetapi, Fisher memperkirakan hal itu tidak akan berlangsung lama. Ia masih melihat adanya dampak positif dari insentif PPnBM tersebut. Salah satunya, naiknya penjualan mobil baru. “Mereka yang membeli mobil baru akan menjual mobil bekasnya atau melakukan trade in,” jelas Fisher.

Meski mendapat pasokan mobil bekas, namun belum tentu pasar mobil bekas tersebut tersedia. Apalagi, konsumen saat ini lebih melirik membeli mobil baru dengan tawaran uang muka nol persen. “Pedagang mobil bekas mesti membuat strategi khusus agar bisa mendulang penjualan dalam kondisi saat ini,” jelas Daddy.

Bisnis lelang berkibar

Banyak pelaku bisnis otomotif sepakat, insentif PPnBM dan keringanan uang muka nol persen saat pandemi Covid-19 berdampak besar ke bisnis mobil bekas dan mobil lelang. Insentif membuat konsumen membeli mobil baru dan menjual mobil lamanya lewat lelang.

Selain itu, pandemi korona juga membuat kondisi ekonomi terganggu, termasuk nasabah leasing. Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), yang memiliki balai lelang mobil PT JBA Indonesia, bilang, relaksasi kebijakan kredit mobil hanya berlaku 9 bulan. “Artinya kuartal kedua 2021 ini akan banyak mobil yang disita leasing,” kata Prodjo.

Tahun lalu, masih banyak warga menikmati bantuan sosial atau keringanan dalam pembayaran kredit. Namun tahun ini keringanan sudah tidak ada lagi. Ini imbas kondisi ekonomi tahun lalu dan akan terasa dampaknya tahun ini,” ujar Prodjo.

Kondisi itu tentu menjadi kabar baik bagi bisnis balai lelang yang banyak menerima dan menjual mobil tarikan leasing. Sekadar gambaran saja, bisnis lelang mobil tak banyak terpengaruh oleh kondisi Covid-19. Meski jumlah mobil yang dilelang sempat turun di awal-awal pandemi, namun menjelang akhir tahun 2020 jumlah mobil yang dilelang kembali laris diserbu pembeli.

Prodjo menyebutkan, bisnis lelang di JBA Indonesia tahun lalu tumbuh 11% dengan jumlah mobil lelang di angka 4.000 an unit per tahun. Adapun tahun ini, Prodjo berharap bisa membidik pertumbuhan yang lebih tinggi karena ada proyeksi pasokan mobil lelang akan bertambah banyak.

Proyeksi pasar lelang yang sama juga disampaikan oleh Daddy dari balai lelang Ibid. Namun Daddy tak mau mematok target terlalu optimistis tahun ini. Ia hanya berharap kinerja balai lelangnya tahun ini sama dengan tahun lalu atau sekitar 24.000 unit per tahun, sama dengan realisasi lelang tahun 2019. “Kami tak mau jorjoran karena situasi masih pandemi,” kata Daddy.

Baik Daddy atau Prodjo optimistis, permintaan mobil bekas masih moncer tahun ini. Permintaan datang dari warga yang bekerja dan menghindari naik kendaraan umum. “Banyak yang mencari mobil bekas yang lebih murah ketimbang membeli mobil baru yang lebih mahal. Apalagi mereka hanya menggunakannya untuk ke kantor saja,” kata Prodjo.

Sumber: Tabloid Kontan Tgl 8-15 Mar 2021 hal 16 & 17

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only