Pajak dan Biaya Jadi Pertimbangan

Dalam berinvestasi, banyak hal yang menjadi pertimbangan investor. Bukan hanya keuntungan dan risiko, misalnya risiko kerugian.

Budi Raharjo, perencana keuangan One Shildt, mengatakan bahwa biaya-biaya termasuk di dalamnya biaya administrasi, materai, biaya pengelolaan dana dan pajak menjadi pertimbangan juga. “Dengan begitu, kita bisa tahu berapa keuntungan sebenarnya dari investasi kita,” kata Budi.

Bayangkan saja ketika instrumen investasi memberi keuntungan 5%, tetapi pajaknya ternyata 20%. Belum lagi terkena biaya administrasi. Bukannya untung justru buntung deh.

Nah, reksadana ini bisa menjadi pilihan investor, terutama yang dananya terbatas, karena tidak dikenai pajak. Selain itu, minimum investasinya pun terbilang murah. Budi bilang, dulu awalnya dimulai Rp 1 juta. Lantas, turun menjadi Rp 100.000 untuk setoran dananya. Kini, lewat marketplace bisa membeli mulai dari Rp 10.000. “Investor ritel yang dananya terbatas dan memilih reksadana, keuntungannya tidak tergerus karena tidak dikenakan pajak,” kata Budi.

Selain itu, keuntungan dari reksadana dibandingkan dengan instrumen investasi semisal deposito adalah: besaran setorannya mempengaruhi bunga. Di deposito, untuk mendapatkan bunga besar, simpannya pun harus besar.

Sementara, jika investasi reksadana, karena dana yang digunakan untuk membeli saham, obligasi, dan lainnya berasal dari banyak orang, membuat bunga yang diterima sama rata. Investor yang menginvestasikan dananya Rp 100.000 akan menerima bunga yang sama dengan investor yang berinvestasi Rp 1 juta, bahkan Rp 1 miliar.

Sumber: Tabloid Kontan, 22-28 Mar 2021 hal 3

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only