Ekspor Manufaktur pada Oktober 2018 Tumbuh 5,71% Secara Tahunan

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekspor industri pengolahan pada Oktober 2018 senilai US$11,59 miliar.

Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor tersebut tumbuh 6,40%, sedangkan secara tahunan tumbuh 5,71%.

Suhariyanto, Kepada BPS, mengatakan pertumbuhan ekspor industri pengolahan pada Oktober tahun ini cukup menggembirakan. Angka pertumbuhan month to month (m-t-m) ekspor sektor ini merupakan kedua terbesar setelah ekspor migas.

Sementara, angka pertumbuhan tahunan ekspor industri pengolahan paling tinggi apabila dibandingkan dengan sektor lainnya.

“Pertumbuhan ekspornya menjanjikan. Kuartal III/2018 sektor industri pengolahan juga tumbuh 5,01%, mudah-mudahan dengan pertumbuhan ekspor ini, industri pengolahan semakin bergerak di kuartal IV,” ujarnya di Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Secara kumulatif Januari – Oktober 2018, ekspor industri pengolahan juga tumbuh 5,73% menjadi US$109,12 miliar dan masih mendominasi total ekspor Indonesia dengan kontribusi 72,33%. Beberapa komoditas industri pengolahan yang mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi antara lain kendaraan dan bagiannya sebesar 9,67% y-o-y, bubur kayu/pulp sebesar 23,46%, dan alas kaki sebesar 4,93%.

Adapun, neraca perdagangan Indonesia defisit US$1,82 miliar pada Oktober 2018 seiring dengan arus impor yang kembali meningkat. Nilai defisit ini disebabkan oleh posisi neraca ekspor yang tercatat sebesar US$15,80 miliar atau lebih rendah dibandingkan nilai neraca impor sebesar sebesar US$17,63 miliar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan pihaknya terus mendorong beberapa sektor industri yang memiliki potensi ekspor tinggi, seperti otomotif, tekstil pakaian jadi, dan alas kaki. Di sektor otomotif, misalnya, perlu adanya perbaikan regulasi terutama yang terkait dengan PPnBM.

“Kalau aturan itu bisa selesai, ekspor otomotif akan meningkat,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga berupaya menjaga terkait masalah pengupahan di sektor industri tekstil dan alas kaki yang menyerap banyak tenaga kerja. Tingkat pengupahan ini menjadi penting karena berpengaruh pada daya saing produk nasional.

Sumber: Bisnis.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only