Komoditas Dongkrak Cadangan Devisa

JAKARTA. Harga komoditas sumber daya alam masih menjadi berkah bagi Indonesia. Kali ini, harga komoditas diperkirakan menjadi pendorong utama kenaikan cadangan devisa akhir Maret 2022.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan cadangan devisa Indonesia pada Maret 2022 ada di kisaran US$ 141 miliar hingga US$ 142 miliar. Angka ini cenderung naik dari posisi cadangan devisa akhir Februari 2022 sebesar US$ 141,4 miliar.

Menurut Josua, arus modal asing pada bulan Maret mencatatkan net outflow sebesar US$ 2,28 miliar. Hal ini sejalan dengan outflow pada pasar surat berharga negara (SBN) sebesar US$ 2,87 miliar, namun masih mencatatkan pembelian bersih di pasar saham sebesar US$ 0,58 miliar.

Lantaran adanya capital ouflow tersebut, cadangan devisa akhir Maret sebenarnya berpotensi menurun. Namun, potensi penurunan itu, tertahan moncernya kinerja ekspor Indonesia sejalan dengan tren kenaikan harga komoditas global. Josua mencatat, harga komoditas utama ekspor Indonesia, seperti batubara dan minyak sawit mentah alias CPO secara rata-rata masing-masing naik 46% dan 15% di bulan Maret tahun ini.

Potensi penurunan cadangan devisa juga tertahan penerbitan global bond oleh pemerintah sebesar US$ 1,75 miliar pada bulan Maret 2022.

“Dengan potensi cadangan devisa yang masih relatif tinggi tersebut, diperkirakan akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 14.300 sampai Rp 14.400 per dollar AS,” imbuhnya.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia Teuku Riefky memproyeksikan, posisi cadangan devisa pada Maret akan naik antara US$ 142 miliar hingga US$ 142,5 miliar.

Tak hanya harga komoditas dan capital inflow, kenaikan cadangan devisa ini juga didorong oleh Program Pengungkapan Sukarela (PPS) atau Tax Amnesty Jilid II yang berjalan dengan baik.

Namun Riefky memproyeksikan, cadangan devisa akhir tahun akan menurun ke kisaran US$ 136 miliar hingga senilai US$ 138 miliar. Hal ini karena harga komoditas kembali normal dan mendorong terjadinya capital outflow.

“Selain itu juga, di akhir tahun nanti pemulihan ekonomi global dan domestik akan terasa, serta terjadinya pengetatan likuiditas global,” kata Riefky.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga memperkirakan, cadangan devisa akhir Maret naik ke kisaran US$ 142 miliar, namun akan turun ke level US$ 140 miliar, pada semester II-2022 mendatang. Ini karena kenaikan impor sejalan pemulihan ekonomi, sekaligus tekanan akibat normalisasi The Fed.

Sumber : Harian Kontan Rabu 06 April 2022 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only