Menjaga momentum pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menguat. Hingga triwulan ketiga tahun ini, secara year-to-date ekonomi Indonesia tumbuh 5,17%. Pencapaian ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan periode yang sama 2016 dan 2017, yang masing-masing 5,06% dan 5,03%.

Inflasi masih terjaga. Hingga November 2018, inflasi sebesar 3,23% year-on-year atau 2,5% year-to-date. Ini masih di rentang target Bank Indonesia tahun ini, yakni 3,51%. Artinya daya beli masyarakat terjaga. Selain itu, pengangguran terbuka hingga Februari 2018 sebesar 5,13%, terendah sejak 1997.

Pelebaran defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang menunjukkan peningkatan permintaan dalam negeri akibat semakin tumbuhnya aktivitas ekonomi domestik juga masih di batas aman. Hingga triwulan ketiga tahun ini, secara year-to-date CAD sebesar 2,86% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Masih di bawah batas aman 3% dari PDB. Pemerintah juga telah berupaya mengendalikan impor tanpa mengganggu momentum pertumbuhan dengan lebih mengedepankan upaya menggeser arah peningkatan permintaan domestik dari barang-barang impor ke produk dalam negeri.

Upaya itu mencakup kenaikan tarif Pajak Penghasilan (PPh) 22 impor kepada 1.147 komoditas yang menurunkan rata-rata devisa impor harian sebesar 41,05% (US$ 31,1 juta di Januari-September 2018 menjadi US$ 18,3 juta di September-November 2018), penerapan campuran biodiesel 20% (B20) baik sektor public service obligation (PSO) dan non-PSO, serta peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) terutama proyek infrastruktur.

Semua pencapaian itu menunjukkan Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang kuat di tengah kondisi ekonomi global saat ini yang penuh ketidakpastian. Hal ini juga didukung bauran kebijakan macroprudential, fiskal dan moneter yang cukup optimal.

Sumber: analisis.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only