Volkswagen dan Hyundai Siap Membangun Pabrik

JAKARTA. Tahun depan, dua pabrikan mobil dunia siap membenamkan investasi di Indonesia. Kedua pabrikan itu adalah Volkswagen (VW) dari Jerman dan Hyundai asal Korea Selatan.

Kementerian Perindustrian (Kemperin) menyatakan: VW siap membangun pabrik perakitan mobil dengan nilai investasi €40 juta – €50 juta atau Rp 660 miliar – Rp 825 miliar (kurs Rp 16.500 per euro). “Ada beberapa varian yang akan diproduksi di Indonesia. Salah satunya model sport utility vehicle (SUV) Tiguan,” tandas Harjanto, Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Rabu (19/12).

VW berencana memanfaatkan pabrik di Indonesia sebagai basis ekspor ke kawasan Asia Tenggara.Namun belum ketahuan lokasi pabrik VW. Begitu pula kapasitas produksinya.Hyundai juga bermaksud menggunakan fasilitas produksi di Indonesia untuk kebutuhan ekspor. Komposisi penjualannya, 50% ekspor dan 50% domestik.

Wakil Ketua Pokja IV Percepatan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, Hyundai akan membangun pabrik di Indonesia. “Besok (hari ini), saya akan bertemu utusan mereka. Hyundai akan follow up rencana investasi mereka,” ungkap dia kepada KONTAN, kemarin.

Purbaya juga bilang, Hyundai kemungkinan akan memilih lokasi pabrik masih di karawang atau daerah sekitarnya. “Lokasi pastinya memang belum dipastikan,” kata dia.

Investasi dua pabrik kendaraan tersebut otomatis bakal menambah deret investasi di dalam negeri. Dalam tiga tahun terakhir, realisasi dan komitmen investasi dari industri otomotif di Tanah Air itu mencapai Rp 50,5 triliun. Itu baru dari data lima agen pemegang merek (APM) yang dihimpun oleh KONTAN.

Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari VW maupun agen pemegang merek (APM) VW di Indonesia,yakni PT Garuda Mataram Motor. Yang pasti, mereka melihat Indonesia memiliki potensi bagus sebagai basis produksi. “Saat ini pasar memang didominasi merek Jepang. Tapi ada peluang kompetisi untuk merek Eropa,” kata Jonas Chendana, Chief Operatinng Officer PT Garuda Mataram Motor ke KONTAN, kemarin.

Manajemen Garuda Mataram menduga, kemungkinan pabrik VW adalah pabrik lama yang diaktifkan kembali. Pada 2009, mereka pernah memiliki pabrik perakitan VW di area Cikampek, Jawa Barat. Pabrik itu memproduksi model SUV Tiguan dan VW Polo. Tapi operasional pabrik hanya bertahan empat tahun, kemudian tutup.

Sejauh ini mobil VW masuk pasar Indonesia masih dalam bentuk impor utuh alias completely built up (CBU) dari Jerman.Meskipun, prinsipal mobil tersebut memiliki fasilitas produksi di Malaysia.

Garuda Mataram memproyeksikan total penjualan VW hingga akhir 2018 mencapai 500 unit,Mayoritas berupa mobil Tiguan dan Polo. Tahun 2019, mereka memprediksi volume penjualan yang sama karena ada risiko politik dari pemilihan umum.

Prinsipal Hyundai dan PT Hyundai Indonesia Motor juga belum mau berbicara banyak. “Kami dalam pendalaman studi untuk membangun full manufacturing plant dan produknya, jadi belum ada yang solid” ujar Mukiat Sutikno, Presiden Direkur PT Hyundai Indonesia Motor Mukiat kepada KONTAN, Rabu(19/12).

Kajian Hyundai terkait potensi pasar di Indonesia dan Asia Tenggara. Mereka juga sedang mempertimbangkan keringanan insentif fiskal yang akan diberikan pemerintah.

Pemerintah memang getol mendorong ekspor. Sebagai pemanis, pemerintah merancang kebijakan insentif fiskal untuk memantik pelaku industri lebih giat mengekspor.

Namun upaya peningkatan ekspor otomotif memerlukan dukungan berbagai pihak. “Perlu harmonisasi tarif dan revisi PPnBM untuk menggairahkan industri otomotif di Indonesia dalam memproduksi sedan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pasar mancanegara,seperti ke Australia,” tutur Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only