Presiden Janjikan Insentif ke Industri Otomotif

Pada semester I-2018, industri otomotif ada di peringkat ke-4 dari 25 subsektor terbesar penyumbang ekspor Indonesia. Nilainya mencapai 3,45 miliar dollar AS.

TANGERANG SELATAN, Industri otomotif dinilai jadi salah satu subsektor pengolahan nonmigas kontributor utama perekonomian Indonesia. Pemerintah berjanji mendorong daya saing industri otomotif dalam negeri. Selain diplomasi internasional, pemerintah akan menerbitkan sejumlah insentif.

“Pemerintah akan  all out  membantu dan mendukung industri otomotif,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (2/08/2018).

Hadir mendampingi Presiden, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi.

Salah satu contoh dukungan paling akhir, kata Presiden, adalah diplomasi ke pemerintah Vietnam yang sempat menerapkan hambatan tarif ke produk otomotif asal Indonesia. “Saya bertemu langsung dengan Perdana Menteri (Vietnam). Saya sampaikan blak-blakan. Ini seperti apa, kok mobil kita masuk dikenai barrier  seperti itu. Perdana Menteri minta waktu dua bulan untuk menyelesaikan dan ternyata diselesaikan. Tapi masih ada lagi, yakni masalah non-tarif barrier. Nanti saya akan ketemu dan ngomong lagi,” kata Presiden.

Pemerintah sedang menyiapkan berbagai insentif untuk mendorong industri otomotif. Skemanya tengah dikaji di Kementerian Keuangan. Bentuknya kemungkinan berupa tax allowance, tax holiday, serta pengurangan pajak untuk perusahaan yang menyelenggarakan pelatihan vokasi dan riset. Dukungan itu dinilai penting. Sebab, industri otomotif punya posisi strategis dalam perekonomian nasional.

Ekspor utama

Kementerian Perindustrian mencatat, total penjualan dan produksi mobil di tahun 2017 masing-masing 1,079 juta unit dan 1,216 juta unit. Angka itu naik dibandingkan tahun 2016 yang 1,062 juta unit (penjualan) dan 1,177 juta unit (produksi).

Ekspor mobil utuh meningkat dari 194.000 unit tahun 2016 jadi 231.000 unit tahun 2017. Pada kurun waktu yang sama ekspor komponen naik dari 6,2 juta unit jadi 81 juta unit. Pada semester I-2018 industri otomotif ada di peringkat ke-4 dari 25 subsektor terbesar penyumbang ekspor Indonesia. Nilainya mencapai 3,45 miliar dollar Amerika Serikat (AS).

Pada kesempatan itu, Presiden meminta dukungan pelaku usaha otomotif menyukseskan program B-20, program yang mewajibkan pencampuran solar dengan 20 persen minyak sawit. Tujuannya mengurangi impor minyak sekaligus mengembangkan industri sawit nasional. Keberhasilan program itu dinilai bakal menghemat devisa 5,9 miliar dollar AS dengan asumsinya harga minyak dunia 70 dollar AS per barrel.

Menurut Airlangga, industri otomotif siap mengimplementasikan B-20. Yohannes Nangoi menambahkan, industri otomotif Indonesia terus berevolusi. Pelaku industri juga menyambut baik kebijakan pemerintah mengurangi pencemaran udara.

Pada kesempatan itu, Presiden juga meluncurkan mobil pedesaan multiguna yang disebut Alat Mekanis Multiguna Perdesaan (AMMDes).   Mobil itu didesain untuk perdesaan, antara lain dilengkapi alat pemecah gabah, pompa air, dan generator listrik.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only