ASII Dikepung Efek Rupiah dan PPh Impor

Jakarta, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pperolehan total wholesales moobil sampai agustus 2018 mencapai 374.744 uni. jumlah ini tirun 6,08% dibandingkan agustus 2017.

Bedasarkan data gaikindo agustus 2018, pangsa pasar low cost green car (LCGC) ASII mencapai 83% naik dari market share juli 2018 yang sebesar 70%
Head of investor relations Astra International Tbk Tira adianti mengungkapkan, peningkatan pangsa pasar ini sebenarnya didorong oleh penurunan wholesale LCGC NON-ASII di Agustus turun sekita 9,5% dibandingkan tajun sebelumnya.

DIsaat ini yang sama, penjualan LCGC produsen lain turun dalam.”jadi pangsa pasar naik bukan karena demand meningkat. tapi karena LCGC non ASII turun tajam,” ujar tira,rabu (19/9).

tak hanya penurunan wholesale, ASII juga masih harus memikirkan sejumlah antisipasi untuk mengatasi faktor pelemahan nilai tukar rupiah dan aturan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22 tentang barang impor. maklumm ASII masih mengimpor sejumlah komponen bahan baku produksi kendaraan bermotor.

tira menyatakan, manajemen ASII masih mengevaluasi dan menyiapkan antisipasi setiap faktor pengadang itu. sebab, setiap unit usaha ASII memiliki karakteristik yang berbeda dan harus ditelaah lebih lanjut.

MASIH MENARIK

Meski dibayang-bayangi oleh pelemahan nilai tukar dan PPh pasal 22, analis masih memandang prospek ASII tetap menarik bagi investor. analis Binaartha sekuritas M Nafan Aji menilai ASII masih menjanjikan.

Menurut dia, pelemahan rupiah tak akan memberikan efek berarti untuk perusahaan sekelas ASII pasalnya ASII telah melakukan antisipasi berupa hedging, sehingga tidak akan membebani kinerja ASII.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh kepala riset artha sekuritas Indonesia fredrik rasali. menurut dia, ASII tergolong kuat di ekspor. ini terlihat dari 80% ejspor otomotif bulan lalu berasal dai ASII.

Jadi, pelemahan rupiah justru bisa menguntungkan bagi ASII.”Ini kita baru bicara otomotif saja, belum anak usahanya yang bergerak dibidang CPO dan batubara, yang diuntunkan ketika dollar AS menguat,” ujar fedrik.

Mengenai aturan PPh impor Nafan mengatakan bahwa dampak bagi kinerja ASII tak terlalu besar. sebab, emiten ini sudah bisa memproduksi kendaraan sendiri di dalam negeri. dampaknnya hanya untuk sejumlah suuku cadang mobil yang masih diimpor atau untuk mobil mewah.

tambah lagi, menurut fredrik pasar otomotif dalam negeri sudah mulai pulih. hal ini bisa menjadi pondasi yang bagus untuk kinerja ASII ke depan.

untuk saham ASII, Nafan merekomendasikan buy, dengan target harga jangka panjang Rp 8.500 per saham

sumber Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only