Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Sulit Tanpa Manufaktur

JAKARTA – Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 5,3%. Untuk mendorong itu, sektor manufaktur harus bisa tumbuh di atas 5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, selama tiga tahun terakhir pertumbuhan sektor industri selalu tumbuh di bawah 5%. Menurut dia, selama sektor manufaktur tidak bisa tumbuh di atas 5%, maka pertumbuhan ekonomi akan sulit terangkat.

“Selama tiga tahun terakhir selalu tumbuh di bawah 5%. Selama manufaktur tidak tumbuh tinggi, itu pengaruhnya tinggi sekali pada perekonomian karena penerimaan pajak terbesar ada di sektor ini. Jadi, sangat penting untuk berbagai dimensi,” ujarnya di Jakarta.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan berupaya menjaga konsumsi tetap tumbuh di 5,1% pada tahun 2019. Dari sisi investasi dijaga di angka 7%, ekspor di kisaran 6,3% dan impor dijaga di angka 7,1%.

Dari sisi supply side, sektor pertanian diharapkan bisa tetap tumbuh tinggi di atas 3% bahkan mendekati 4%. “Dengan situasi ini kita berharap pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% bisa dijaga tahun depan. Inflasi kita jaga di 3,5%, namun suku bunga akan mengalami tekanan agak naik. Mungkin suku bunga akan mendekati 5—5,25%,” ungkapnya.

Sri Mulyani menuturkan, pemerintah akan fokus agar dinamika global yang terjadi pada semester II/2018 tidak terlalu berdampak pada perekonomian. Berbagai langkah kebijakan tetap dilakukan termasuk kebijakan fiskal akan tetap ada untuk meningkatkan investasi serta memperbaiki defisit transaksi berjalan serta defisit neraca perdagangan.

“Fokus kita bagaimana kebijakan fiskal memperbaiki dari sisi alokasi dan distribusi. Kita juga perlu memperbaiki kebijakan investasi. Reformasi birokrasi tetap dilakukan,” tuturnya.

Sumber: economy.okezone.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only