Apindo: Perbankan dan Bahan Baku Impor Hambat Industrialisasi

Jakarta — Industrialisasi jadi isu penting dalam perekonomian Indonesia saat ini. Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri beberapa waktu lalu menuturkan pelemahan rupiah disebabkan industri yang lemah.

Berdasarkan data yang dihimpun tim riset CNBC Indonesia, kontribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2017 hanya berada di angka 20,16%. Nilai itu turun jauh dari kontribusi 2008 sebesar 27,81%.

Pelaku usaha yang tergabung Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai ada dua persoalan dasar yang menghambat industrialisasi dalam jangka menengah. 

Direktur Eksekutif Apindo Agung Pambudi mengungkapkan persoalan pertama yang mengadang daya saing industri nasional adalah biaya dana (cost of fund) perbankan dalam negeri yang tidak kompetitif. 

“Perbankan terlambat menurunkan suku bunga kemarin. Suku bunga kredit masih dobel digit dan kita kurang kompetitif. Ini menjadi masalah ketika kami akan meningkatkan produktivitas,” kata Agung dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/9/2018).

Persoalan kedua, Agung mengatakan, industri nasional masih banyak bergantung pada bahan baku impor. Hal ini, lanjutnya, berpengaruh pada kontribusi industri terhadap perekonomian. 

Agung mencontohkan, industri tekstil dan produk tekstil serta farmasi yang masih bergantung dari impor kapas, benang, dan bahan baku lainnya. 

“Daya serap tenaga kerja menjadi masalah di sini. Pemerintah agak terlambat merespons hal ini,” ujar Agung.

Selain dua persoalan itu, dia menyatakan ada satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius jika pemerintah menginginkan industrialisasi dalam jangka panjang. Masalah itu terkait ketenagakerjaan.

“Kualitas tenaga kerja kita masih menjadi masalah. Relatif sulit untuk memprediksikan bagaimana kualifikasi tenaga kerja dalam 5-10 tahun ke depan ketika industri mengalami perubahan dengan cepat,” kata Agung.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only