JAKARTA. Pemimpin CT Corp Chairul Tanjung mengatakan, ada tiga hal yang perlu diwaspadai Indonesia dalam waktu dekat. Pengusaha maupun wajib pajak harus berkolaborasi dalam menghadapi kondisi ini.
Tiga kondisi yang perlu diwaspadai yang dimaksud Chairul, yaitu pertama Amerika Serikat (AS) tengah dalam melakukan normalisasi kebijakan, utamanya kebijakan moneter bank sentralnya. Hal ini membuat nilai tukar rupiah mengalami tekanan.
Ditambah lagi, kondisi neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit. Hal itu juga membuat rupiah kian tertekan.
Kedua, perang dagang antara AS-China yang diperkirakan berlangsung lama. “Dan tentu akan berpengaruh ke ekonomi Indonesia,” kata dia saat acara Tax Gathering di Hotel Kartika Chandra, Kamis (27/9).
Ketiga, Indonesia juga tengah memasuki tahun politik. Bahkan, kampanye telah dimulai sejak pekan ini. Sementara pelantikan Presiden-Wakil Presiden baru akan dilakukan di Oktober tahun depan. Fluktuasi politik yang terjadi lanjut dia, membuat pengusaha tidak menyenangkan.
Makanya, ia meminta pengusaha harus lebih kreatif dan inovatif lagi untuk mengadapi era yang mudah ke depan. “Dalam keadaan seperti ini, kolaborasi antara dunia usaha dan teman-teman perpajakan menjadi kata kunci,” tambahnya.
Kolaborasi yang dimaksud, yakni saling terbuka, saling membantu, saling mendukung, dan tidak mencela masing-masing. “Jangan karena target, (petugas pajak) injak kaki. Dan Pengusaha kalau untung juga harus bagi-bagi dong. Tapi jangan juga karena tidak, kemudian diinjak terus,” tambahnya.
Sumber : kontan.co.id
Leave a Reply