Pajak Terkumpul Rp900 T pada September, 63 Persen dari Target

Jakarta, CNN Indonesia — Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak sebesar Rp900,82 triliun hingga akhir September 2018. Angka ini tercatat 63,26 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yakni Rp1.424 triliun.

Direktur Jenderal Pajak Kemenkeu Robert Pakpahan mengatakan realisasi ini tumbuh 16,87 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Secara lebih rinci, penerimaan tersebut masih didominasi oleh Pajak Penghasilan (PPh) non migas dengan nilai Rp487,95 triliun, atau 59,72 persen dari target tahun ini. Sumbangan terbesar kedua disusul oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dengan total Rp351,51 triliun, atau 64,88 persen dari target.

“Menurut saya, penerimaan ini masih bagus dengan penerimaan dominan dari PPh non migas. Untuk PPh non migas sendiri tumbuh 16,71 persen dibanding tahun lalu,” jelas Robert di kantornya, Rabu (3/9).

Selain PPh non migas, PPN, dan PPnBM, Robert mencatat realisasi Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan pajak lainnya di angka Rp13,77 triliun atau 50,9 persen dari target tahun ini. Sementara itu, realiasi PPh migas tercatat Rp43,59 triliun atau sudah 124,8 persen dari target yang tertera di APBN 2018.

Meski capaian PPh migas melebihi target, namun dampaknya tak cukup menopang penerimaan. Ini lantaran porsinya hanya sebesar 3 persen dari total realisasi penerimaan pajak.

“Meski lewati target, namun PPh migas di APBN hanya Rp38,13 triliun sehingga penerimaannya di overall target tidak begitu besar,” papar dia.

Dengan realisasi ini, DJP masih meramal realisasi pajak di akhir tahun mencapai Rp1.352,8 triliun atau 95 persen dari target APBN. Sehingga, shortfall pajak masih diperkirakan ada di kisaran Rp71,2 triliun.

Hanya saja, menurut Robert, banyak momen baik yang bisa mendongkrak penerimaan pajak di akhir tahun. Salah satunya, helatan rapat tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia diharapkan bisa mendongkrak pajak seiring maraknya aktivitas ekonomi di Bali pada bulan ini. Terlebih, jumlah peserta yang terlibat juga cukup banyak, yakni mencapai 23 ribu orang.

Berdasarkan tren keuangan, realisasi belanja pemerintah akan banyak dicairkan pada November dan Desember, sehingga menciptakan penerimaan pajak yang memuncak pada akhir tahun.

“Ada hal-hal positif yang terjadi di bulan Oktober, November, dan Desember, sehingga ini bisa berdampak positif ke penerimaan,” pungkas dia.

Sumber Cnnindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only