Akhir September 2018, Penerimaan Pajak Capai Rp 900,82 T

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak hingga 30 September 2018 mencapai Rp 900,82 triliun. Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan mengatakan jumlah tersebut tumbuh sebesar 16,87 persen dari penerimaan secara year on year.

Robert menjelaskan apabila tidak memperhitungkan penerimaan dari Tax Amnesty pada Januari sampai Mei 2017, maka pertumbuhan pajak 2018 mencapai 18,72 persen. “Penerimaan itu tercapai sebanyak 63,26 persen dari target sebanyak Rp 1424 triliun,” kata Robert saat mengelar bincang-bincang dengan media di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu, 3 Oktober 2018.

Sebelumnya per 20 Agustus 2018 lalu Direktorat Jenderal Pajak mencatat penerimaan pajak mencapai Rp 760,57 triliun. Jumlah tersebut naik sebesar 10,68 persen dari penerimaan pada 31 Juli 2018. Penerimaan pajak tersebut tercatat juga tumbuh sebesar 15,49 persen dibanding penerimaan periode yang sama tahun 2017.

Berdasarkan data Direktorat Pajak, penerimaan pajak tersebut tumbuh di semua jenis penerimaan pajak. Misalnya untuk PPh non migas hingga 30 September 2018 tercatat mencapai Rp 487,95 triliun atau mencapai 59,72 persen dari target.

Sementara itu, pajak jenis PPN dan PPnBM juga tercatat ikut tumbuh sebesar 20,17 persen atau senilai Rp 487,95 triliun. Adapun pajak PBB dan pajak lain tercatat juga tumbuh 104,83 persen senilai Rp 13,77 triliun atau mencapai 50,90 persen dari target.

“Untuk PPh Migas telah mencapai Rp 47,59 triliun atau tumbuh 23,31 persen. Angka ini tercatat telah melampaui target atau senilai 124,80 persen,” kata Robert.

Robert menilai, penerimaan target tersebut tercatat masih bagus, karena terus menunjukkan pertumbuhan. Apalagi pada akhir tahun mendatang pajak diperkirakan masih akan tumbuh karena beberapa faktor.

Misalnya, pada November dan Desember 2018 mendatang biasanya aktivitas ekonomi akan cenderung lebih tinggi. Ditambah lagi pada bulan-bulan itu, belanja pemerintah diperkirakan juga akan memuncak. Penerimaan juga akan didorong oleh aktivitas ekonomi saat acara Annual Meeting IMF-World Bank pada 8-15 Oktober 2018 di Bali. “Kondisi itu juga akan membuat ekonomi tetap bergerak sehingga bisa mendorong pendapatan,” ujar Robert.

Kendati demikian, dengan hanya menyisakan target penerimaan pajak selama kurang dari tiga (3) bulan, Robert mengaku realisasi sampai akhir tahun tak bisa mencapai 100 persen. Ia memperkirakan realisasi yang bisa dicapai sebesar 95 persen dari target yang dipatok.

Sumber : msn.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only