Didorong Non-Pajak, Penerimaan Negara Rp 1.312 Triliun Per September

Kementerian Keuangan mengumumkan penerimaan negara telah mencapai Rp 1.312,3 triliun per September, atau 69,3% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 63,5%. Perbaikan realisasi seiring Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sudah menembus target.

PNBP tercatat telah mencapai Rp 281,4 triliun atau melonjak 22,1% secara tahunan. Jumlah tersebut setara 102,2% dari target. PNBP terbesar berasal dari pendapatan minyak dan gas (migas) yaitu Rp 121 triliun atau naik 48,5%.

Di sisi lain, penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp 1.024,5 triliun, naik 16,5% secara tahunan. Jumlah tersebut mencapai 63,3% dari target. Rinciannya, penerimaan pajak (termasuk pajak penghasilan (PPh) migas) sebesar Rp 900,9 triliun, atau naik 16,9%, sedangkan realisasinya 63,3% dari target. Secara umum, semua jenis pajak utama mengalami pertumbuhan positif, meskipun pertumbuhan pajak pertambahan nilai (PPn) dalam negeri tercatat melambat.

Penerimaan dari PPn dalam negeri tercatat sebesar Rp 206,4 triliun, naik 8,22% secara tahunan, melambat dibandingkan kenaikan pada September tahun lalu yang mencapai 12,15%. Kemudian, PPh badan sebesar Rp 175,3 triliun atau naik 25,04%. Lalu, PPh 21 sebesar Rp 101,59 triliun atau tumbuh 16,92%.

Sementara itu, penerimaan dari bea dan cukai tercatat sebesar Rp 123,6 triliun atau naik 14,2% secara tahunan, sedangkan realisasinya 63,7%. Rinciannya, bea masuk sebesar Rp 28,46 triliun atau naik 15,5%, cukai Rp 90,01 triliun atau naik 11,17%, dan bea keluar Rp 5,18 triliun atau naik 96,8%.

Adapun, realisasi penerimaan dari hibah tercatat sebesar Rp 6,4 triliun atau naik 146% secara tahunan. Jumlah tersebut melampaui target yang sebesar Rp 1,2 triliun.

Seiring perkembangan penerimaan, belanja negara tercatat sebesar Rp 1.512,6 triliun atau naik 10% secara tahunan. Jumlah tersebut mencapai 68,1% dari target. Alhasil, defisit anggaran hingga September sebesar Rp 200,2 triliun atau setara 1,35% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan keseimbangan primer defisit Rp 2,4 triliun.

Adapun pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar Rp 325,9 triliun atau 2,19% terhadap PDB pada tahun ini. Meskipun, berdasarkan proyeksi terbaru, defisit kemungkinan lebih kecil yaitu 2,12% terhadap PDB. Sementara itu, keseimbangan primer ditarget defisit Rp 87,3 triliun, lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 99,2 triliun.

 

Sumber : katadata.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only