Rupiah dan Lifting Minyak Meleset dari Target APBN 2018

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan mengenai realisasi Anggaran dan Belanja Negara 2018 (APBN 2018) hingga posisi September. Dalam catatan Kementerian Keuangan, ada tiga realisasi asumsi makro ekonomi dalam APBN 2018 yang melenceng jauh dari target pada asumsi APBN 2018.

Sri Mulyani mengatakan, hal pertama yang melenceng dari asumsi adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Per 31 September 2018, rata-rata nilai tukar rupiah di angka 14.119 per dolar AS, meleset dari asumsi dasar yang dipatok 13.400 per dolar AS.

“Nilai tukar rata-rata 14.119 per dolar AS sampai September meskipun terjadi penguatan dolar AS,” kata Menkeu Sri Mulyani di Kantor Pusat Dirjen Pajak, Jakarta, Rabu (17/10/2018).

Kedua, asumsi yang meleset adalah harga minyak mentah Indonesia (ICP) mencapai USD 68 per barel. Sementara asumsi ICP adalah USD 48 per barel.

Ketiga adalah lifting minyak dan gas (migas). Untuk lifting minyak yang mencapai 774 ribu barel per hari atau meleset dari asumsi 800 ribu barel per hari (bph).

Untuk lifting gas mencapai 1,14 juta barel setara minyak per hari, sedangkan asumsi 1,2 juta barel setara minyak per hari.

“Tetapi kami tetap berhati-hati karena volume produksi kami tertahan tetapi permintaan domestik kami meningkat. Kami akan melihat dalam neraca pembayaran kami mengimpor minyak dan gas,” tutupnya.

Sumber Liputan 6

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only