JAKARTA. Selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dalam kondisi aman, kredibel dan sehat. Hal ini karena penerimaan perpajakan yang meningkat.
“APBN sehat karena penerimaan perpajakan kita meningkat,” ungkap Sri Mulyani dalam paparan di Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Selasa (23/10).
Dari kontribusi, 74% dari total pendapatan negara 2014 berasal dari sektor perpajakan. Tahun 2018, angka ini meningkat jadi 81%. Kontribusi dari penerimaan perpajakan menyebabkan defisit turun.
“Hal ini didukung reformasi perpajakan, peningkatan pelayanan, dan kepatuhan, serta utilitasi teknologi informasi,” ungkap Sri Mulyani.
Reformasi perpajakan dicanangkan sejak tahun 2016 hingga 2022. Sri Mulyani mengaku reformasi perpajakan fokus pada sistem informasi pajak, proses bisnis hingga organisasi dan SDM serta kebijakan dan regulasi.
Pada tahun 2017, realisasi penerimaan perpajakan di luar hasil amnesti pajak tumbuh 12,7% dibanding tahun 2016. Untuk tahun 2018, pertumbuhan penerimaan perpajakan sampai September 2018 mencapai 16,5% atau 18,1% di luar tax amnesty.
Dari kondisi tersebut, Sri Mulyani memperkirakan adanya pembalikan tren. Sehingga untuk pertama kalinya sejak tahun 2014 tax ratio diharapkan naik dari 10,7% menjadi 11,6% pada tahun 2018. Sedangkan untuk tahun 2019 ditargetkan mencapai 12,1%
Dengan penerimaan perpajakan yang semakin baik, defisit turun dan pembiayaan utang juga menurun. Pembiayaan utang tahun 2018 turun 9,7 %, jauh lebih baik dibanding tahun 2014 yang naik 14,5%.
Sumber Kontan
Leave a Reply