JAKARTA – Empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mencatatkan kinerja cemerlang dari sisi perpajakan. Pasalnya, sejak memimpin di 2014 kesadaran masyarakat untuk membayar pajak terus meningkat setiap tahunnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rasio pajak Indonesia terus bergerak naik setiap tahunnya. Khusus untuk tahun ini, rasio pajak bergerak naik menjadi 11,6% dari yang sebelumnya hanya 10,7% saja.
Bahkan, pada tahun depan rasio pajak diprediksi akan meningkat lagi dari tahun ini. Diperkirakan, rasio pajak pada tahun depan bisa mendekati angka 13%.
“Mengembalikan tax ratio bergerak naik tadinya 10,7% di 2017, 2018 ini diperkirakan 11,6%. 2019 tax ratio ditargetkan 12,1% mendekati 13% lagi,” ujarnya dalam acara Forum Merdeka Barat, di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Sementara itu, kontribusi penerimaan perpajakan juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014, kontribusi perpajakan hanya sekitar 74% dan pada tahun ini ditargetkan bisa berada di antara 81%.
Adapun target penerimaan perpajakan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 1.618,1 triliun. Jumlah tersebut terdiri daei penerimaan pajak Rp1.424 triliun dan bea cukai Rp194,1 triliun.
“APBN makin mengandalkan penerimaan perpajakan. Tahun 2018 pertumbuhan lebih tinggi 16,5% atau 18,1% apabila tax amnesty dibersihkan,” ucapnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut jika peningkatan angka tax rasio dan penerimaan perpajakan sangat positif bagi perekonomian negara. Sebab, semakin tinggi penerimaan pajak maka defisit APBN juga bisa semakin berkurang.
“Penerimaan perpajakan baik, maka defisit turun dan pembiayaan utang menurun,” ucapnya.
Sumber: okezone.com
Leave a Reply